Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menu Jamaah Haji Diracik dengan Bumbu Dapur Segar dari Indonesia

Saturday, July 27, 2019 | 13:26 WIB Last Updated 2019-07-27T06:26:47Z

HAJIMAKBUL.COM - Saat umrah saya bertemu seorang jamaah dari Probolinggo di Raudha Masjid Nabawi. Beliau cerita soal istrinya yang terserimpet jilbab saat berebut mencium Hajar Aswad hingga harus membayar lagi Rp 1 juta ke biro yang memberangkatkannya ke tanah suci karena harus menginap di hotel ring 1 sekitar Masjidil Haram. Meski hotel bintang lima, tapi beliau tidak makan menu yang disajikan oleh hotel tersebut. Dia mencari makanan di warung atau resto sekitar Masjidil Haram. Mengapa?
"Makanannya Arab banget. Daging semua dan dimasak model Arab, bukan masakan Indonesia. Saya tidak suka. Gak kolu," kata Beliau.

Namun hal semacam itu tidak terjadi pada jamaah haji 2019. Sebab layanan konsumsi, makanan untuk jamaah haji, pemerintah selaku penyelenggara menghadirkan menu nusantara. Bukan hanya itu, bahkan juga dengan menggunakan bumbu dapur dari Indonesia. 
"Sekarang bisa ditemukan bumbu dapur segar khas Indonesia ada  di dapur-dapur katering yang menangani konsumsi jemaah haji Indonesia," kata Direktur  Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis saat meninjau salah satu dapur katering di wilayah Jabal Nur, Makkah, Kamis (25/07/2019). 
Pantauan di dapur katering tersebut, tampak Sri Ilham melihat persediaan bumbu dapur segar yang jumlahnya banyak. Mulai dari sereh, lengkuas, jahe, cabai, daun salam hingga daun  jeruk. Hal itu menunjukkan mereka betul-betul mentaati persyaratan dari Indonesia. Menggunakan bumbu dari Indonesia. Dan ini betul-betul bumbu yang fresh. 
"Semoga ini bisa meningkatkan cita rasa masakan bagi jemaah haji kita," katanya.  
Sri Ilham mengatakan memenuhi persyaratan menghadirkan bumbu dapur  khas Indonesia di tanah Arab bukan suatu  yang mudah. Daun jeruk misalnya sangat langka di Saudi. Sehingga harus betul-betul harus dikirim dari Indonesia. Artinya, produk pertanian Indonesia bisa diekspor ke Arab Saudi.

Sri Ilham mengatakan dia sangat bersyukur dengan perkembangan yang positif tersebut.  Sebab ketentuan penggunaan bumbu dapur segar dari  Indonesia telah ditetapkan sejak tahun lalu, tapi baru bisa diwujudkan tahun ini. 
"Tahun lalu karena waktunya mepet, sementara bahan yang tersedia terbatas, maka terpaksa hanya menggunakan bahan kering ataupun bubuk. Alhamdulilah tahun ini bisa terlaksana," jelas Sri Ilham. (gas/mch)


×
Berita Terbaru Update