Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Laporan dari Tanah Suci: Sempat Ditegur karena Masker, Ibadah Tim 'Mitigasi Umrah' Lancar

Wednesday, January 5, 2022 | 22:12 WIB Last Updated 2022-01-05T15:12:59Z

 


 HAJIMAKBUL.COM - Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPD AMPHURI) mengirim tim mitigasi umrah ke Tanah Suci. Tim ini terdiri atas pengurus AMPHURI dan perwakilan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) atau biro umrah untuk melakukan uji coba prosesi ibadah umrah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Pengiriman jamaah ini untuk menjajaki proses ibadah umrah di masa pandemi Covid-19.


Salah satu yang berangkat untuk ibadah umrah adalah Direktur Utama PT Atria Tour & Travel, Zainal Abidin SE.  Selain Zainal Abidin, yang juga anggota Dewan Kehormatan AMPHURI, tampak pula di antara rombongan, Ketua Umum DPP AMPHURI Firman M. Nur,  Ketua Dewan Kehormatan Imam Bashori, Bendahara Umum M. Tauhid Hamdi, yang sekarang tengah berada di Madinah. Selain itu, ada pula Wakil Ketua Umum M. Azhar Gazali, Wasekjen Rizky Sembada, Ketua Bidang Haji Ismail Adhan, Wakabid Hubungan Antar Lembaga Saipul Bahri, dan Ketua Koperasi ABM, Amaluddin Wahab, yang sekarang berada di Makkah.

 

Zainal Abidin melaporkan dari Tanah Suci, Rabu (5/2/2022), bahwa tujuan pengiriman tim ini semacam simulasi ibadah umrah agar ada panduan bagi jamaah umrah yang nanti diberangkatkan oleh masing-masing PPIU. Termasuk terkait regulasi baik di Tanah Air maupun di Tanah Suci.

 

"Rencana karantina 5 hari di Jeddah, misalnya. Tapi Alhamdulillah, hanya 4 hari 3 malam.  Sekarang kami menuju Madinah. Ini umrah perdana sebagai uji coba setelah sekian lama ditutup. Dalam rangka mitigasi umrah di tengah pandemi. Yang nantinya akan menjadi guideline bagi jamaah umrah Indonesia pada umumnya dan jamaah umrah dan haji ATRIA pada khususnya.  Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Allahumma shalli wasallim ala Sayyidina Muhammad wa ala alihi Sayyidina Muhammad," kata Zainal Abidin kepada Hajimakbul.com dan DutaIndonesia.com, Rabu (5/1/2022).


Sejumlah pihak mengatakan bahwa sejak ditemukan kasus baru omicron di Arab Saudi, pemerintah setempat semakin memperketat protokol kesehatan bagi jamaah umrah. Namun demikian, Zainal Abidin bersyukur proses "mitigasi umrah" kali ini  berjalan aman dan lancar.

 

"Alhamdulillah, pelaksanaan ibadah di Masjid Nabawi lancar, aman, tertib. Dan sangat teratur. Prokesnya semi ketat. Ketika kami ziarah ke Rasulullah SAW, dan saat berada di Raudhah, sangat tertib. Terasa sangat nyaman sekali," kata Zainal Abidin.


Pantauan di sejumlah lokasi ziarah sudah ramai jamaah umrah. Misalnya di Jabbal Rahmah dan Jabbal Tsur. Para jamaah sudah memadati kedua tempat itu untuk melakukan ziarah. Namun demikian, petugas memantau pemberlakuan protokol kesehatan dengan sangat ketat.  Semua tempat umum wajib memakai masker. Bila kedapatan tidak memakai masker, jamaah akan kena denda 1.000 riyal atau sekitar Rp 3,8 juta.


Sempat Ditegur


Bendahara Umum AMPHURI, M. Taufik Hamdi, sempat kena teguran karena berada di tempat umum tanpa mengenakan masker. Dia langsung diingatkan agar segera mengenakan masker. Namun, Taufik Hamdi tidak sampai terkena denda Rp 3,8 juta.  "Beruntung saya hanya diingatkan dan tidak kena denda," kata Taufik Hamdi.

 

Ketua Umum AMPHURI, Firman M. Nur, yang juga tengah berada  di Kota Madinah, mengatakan, selama di Tanah Suci tim mitigasi mempelajari segala aspek menyangkut ibadah umrah di masa pandemi. Karena itu, tim dipecah beberapa kelompok, untuk mencari masalahnya sekaligus mencarikan solusinya. Untuk itu pula di dalam tim ada perwakilan PPUI.


"Ibadah umrah bisa kita lakukan dengan baik selama kita bisa mengikuti ketentuan yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi maupun Pemerintah Indonesia. Kami kirim tim ini juga untuk mendukung program Pemerintah demi kelancaran penyelenggaraan umrah di masa pandemi," katanya dalam webinar series yang digelar AMPHURI Rabu kemarin.

 

Bendahara Umum M. Taufik Hamdi menambahkan, secara umum proses kedatangan jamaah umrah di Madinah cepat dan lancar. Rombongan transit di Abu Dhabi sebelum mendarat di Bandara Madinah. Saat di bandara, mereka diperiksa PCR-nya  beserta semua dokumen yang sudah disiapkan dari Jakarta, seperti visa, vaksin, meningitis, paspor, sidik jari, dan lain-lain.

 

"Kami tidak difoto sebab foto kami sudah direkam di data bandara. Semua tidak ada masalah dan cepat.  Kami disambut dengan ramah oleh semua petugas di bandara, saya apresiasi soal penyambutan ini. Tidak sampai satu jam sudah sampai hotel. Di hotel dibagikan gelang untuk memastikan kami benar-benar jamaah umrah. Bagi yang punya gelang boleh masuk Masjid Nabawi. Yang tidak, harus pakai Tawakalna (aplikasi semacam pedulilindungi, Red.)," katanya.

 

Saat berada di Masjid Nabawi, kata dia, protokol kesehatan cukup ketat. Jamaah menerapkan physical distancing 1,5 meter. Saat ada jamaah tidak menjaga jarak langsung ditegur oleh askar.

"Saat hendak ke Raudhah ada reservasi melalui Tawakalna. Prosesnya berlangsung sangat tertib.  Kami bisa menikmati sekitar 15 menit beribadah di Raudhah. Ini sungguh berbeda saat umrah di hari biasa yang berdesak-desakan. Kami merasakan bisa benar-benar beribadah," katanya.

 

Ketua Tim, M. Azhar Gazali, menyampaikan, bagi mereka yang akan memasuki kawasan Masjid Nabawi diharuskan menggunakan gelang identitas yang disediakan oleh muassasah. “Ketika kami hendak memasuki Masjid Nabawi sekitar pukul 3.30 waktu Arab Saudi, kami sempat ditahan oleh petugas keamanan yang menanyakan gelang sebagai identitas kami. Alhamdulillah, kami seluruhnya telah dibekali identitas tersebut,” ujar Azhar, yang juga Waketum DPP Amphuri.

 

Terus Bertambah


Dalam pengamatan Tim Advance, kata Azhar, jumlah jamaah dari berbagai negara yang masuk ke Madinah terus bertambah. “Kami sempat bertemu dengan jamaah dari negara Asia seperti Thailand dan Malaysia, bahkan ada dari Maldives yang akan melaksanakan ibadah umrah,” kata Azhar yang sudah tiga hari berada di kota Madinah bersama Tim Advance dari total lima hari yang direncanakan untuk melakukan observasi.

 

Azhar mengatakan, Tim Advance sempat berkeliling dan mengunjungi hotel-hotel yang biasanya ditempati jamaah Indonesia. Termasuk beberapa hotel yang menjadi favorit jamaah Indonesia, di mana saat ini kondisinya tutup.

 

Penutupan umrah beberapa waktu lalu dan kurangnya jamaah umrah, terutama dari lima negara  pengirim jamaah terbesar, salah satunya Indonesia, berdampak besar terhadap bisnis hotel dan juga perniagaan di kawasan Al Haram. “Toko-toko yang dulunya ramai, kini banyak yang tutup. Ini tentu saja berdampak pada perputaran ekonomi di sekitar wilayah tersebut,” ujarnya.

 

“Kita berharap ke depan situasi ini pelan-pelan bisa berangsur normal kembali, walaupun butuh waktu dan juga kemampuan dalam mengendalikan pandemi covid-19, sehingga keinginan umat muslim untuk berumrah kembali bisa terlaksana,” imbuhnya.

 

Hal sama saat berada di Makkah. Setelah menempuh enam jam perjalanan dari Madinah menuju Mekkah, Tim Mitigasi Sistem Umrah AMPHURI tiba di Kota Makkah almukarramah pukul 21.30 waktu Arab Saudi.  Tim langsung menuju Hotel Movenpick yang ada di Tower Zamzam.

 

“Alhamdulillah setelah lima hari berada di Madinah, tepat pukul 14.30 kami bertolak ke Makkah untuk menunaikan ibadah umrah dengan mengambil miqat di Birr Ali dan tiba di Makkah pukul 21.30 waktu Saudi. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya kami bertalbiyah yang dipandu oleh ustadz Farid,” kata M. Azhar Gazali.

 

Menurutnya, sepanjang pengamatan Tim di lokasi miqat, situasinya tidak seramai di saat umrah masa normal. “Tampak sepi, kemarin tidak banyak jamaah yang akan mengambil miqat,” ujarnya.

 

Azhar mengatakan, untuk bisa memasuki Masjidil Haram, seluruh tim sudah dibekali tasreh (surat izin). “Gelang yang kita gunakan sejak masih di Madinah, di Makkah pun dapat digunakan untuk masuk ke Masjidil Haram melaksanakan shalat lima waktu,” katanya.

 

Lebih lanjut, Azhar mengabarkan bahwa situasi di sekitar masjid maupun di dalam penjagaannya cukup ketat. “Termasuk penerapan aturan physical distancing selama shalat serta pengetatan pemakaian masker akibat meningkatnya penyebaran virus covid-19 varian omicron di Saudi,” imbuhnya.

 

Setiap jamaah, kata Azhar, tidak diperkenankan lagi untuk melakukan shalat Sunnah sebelum thawaf, seperti saat umrah normal. Tidak hanya itu, jamaah juga tidak diperbolehkan berlama-lama berada di mathaf, apalagi berkerumun selepas thawaf.  “Hal ini jadi bagian tindakan preventif yang dilakukan otoritas Saudi terhadap penyebaran covid-19,” katanya.

 

Usai thawaf, Tim melanjutkan Sa’i. Namun lagi-lagi, di area yang cukup ramai ini, jamaah tidak diperbolehkan berlama-lama. Artinya, setelah selesai Sa’i, jamaah diminta langsung tahallul. Bahkan tahallul harus dilakukan di luar area Sa’i. “Alhamdulillah, seluruh rangkaian ibadah umrah bisa kami lakukan selama dua jam,” pungkas Azhar. (nas/gas)

×
Berita Terbaru Update