Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Lagi-lagi Ustad Abdul Somad Dipojokkan dengan Video Lawas: Kali Ini 'Drama Korea Kafir'

Monday, September 9, 2019 | 10:40 WIB Last Updated 2019-09-09T03:54:38Z


HAJIMAKBUL.COM - Inilah risiko seorang pendakwah alias dai. Bukan hanya dicibir atau dibully saja, tapi juga dipojokkan dengan kasus dugaan fitnah dan bahkan sampai kasus hukum. Itulah yang dialami Ustad Abdul Somad (UAS) yang untuk kedua kalinya dibombardir dengan kasus video lawas yang sepertinya sengaja diunggah khusus untuk memojokkannya.

Setelah terkait video soal salib, sekarang video UAS menjawab pertanyaan soal drama Korea kini viral dan ramai dibahas oleh netizen. Untuk itu,  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau menilai tak ada masalah dari ceramah itu. Bahkan  MUI menduga video itu sengaja diviralkan lagi sekarang dengan tujuan yang sama seperti ketika video pertama juga viral.

Dalam video itu terlihat, UAS membuka sesi tanya jawab dalam ceramahnya. Dia membaca sebuah pertanyaan yang disampaikan kepadanya. Bunyinya:

"Apa hukumnya menggemari, menyukai film Korea?"  Seperti diketahui, saat itu sangat banyak remaja bahkan ibu-ibu rumah tangga menggemari drama Korea dan K-Pop. Bahkan sampai histeris. Bahkan sampai kecanduan. Secara umum kondisi itu sangat memprihatinkan. Baik dari sisi akhlak maupun ekonomi sebab para remaja menjadi konsumen pasif dari industri KPop.

UAS pun lalu menjawabnya. Dia menyebut orang-orang Korea itu kafir. Dia pun mewanti-wanti agar tidak menyukai orang kafir.

Lalu apa benar orang Korea pelaku KPop kafir? Tentu tidak butuh jawaban lebih banyak. Tinggal dicari apa keyakinan mereka terhadap agama dan Tuhan.

Soal ini Ketua MUI Riau, Nazir Karim, pun menilai apa yang disampaikan UAS ada dalam hal akidah Islam. Bukan ajaran lain. 

"Sebenarnya apa yang disampaikan beliau itu kan terkait  agama.  Itu kan ada untuk menghindari yang membahayakan lebih dahulukan daripada merebut kebaikan yang lain," kata Nazir Karim saat dihubungi, Senin (9/9/2019).

Nazir menjelaskan, drama Korea yang digandrungi warga Indonesia itu dinilai bukan bentuk film yang didasari dalam bentuk agama Islam.

"Kalaupun ada nilai agama, ya itu agama mereka. Tentulah drama Korea akan menjadi idola, panutan, oleh anak-anak kita. Tentu itu dikhawatirkan, kalau edukasi ada nilai islaminya ya tak ada masalah. Tapi kan yang terjadi bukan seperti itu," kata Nazir.


Bagi Nazir, sudah pantas UAS menyampaikan pendapatan soal tontotan drama Korea yang meresahkan orang tua tersebut. Sudut pandang UAS soal drama Korea itu tentunya ditilik dari sudut padang ajaran Islam. 

"Yang namanya ulama, ustaz, para dai itu kan mengingatkan intinya, menyapaikan yang benar dalam ajaran Islam. Mereka itu pewaris para nabi, itu kan tugasnya mengingatkan menyampaikan yang benar," kata Nazir.

Dan tentu saja yang bertanya ingin jawaban sesuai ajaran Islam. Yang bertanya ini jelas salah satu dari jutaan anggota masyarakat yang khawatir anakanaknya terlalu dalam terpengaruh KPop.

Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga berharap ceramah UAS soal patung salib tak dibawa ke ranah hukum. Kasus ini juga mencuat garagara ada orang yang mengunggah lagi video lawas UAS yang isinya juga menjawab pertanyaan jamaahnya.

Dalam kasus ini UAS dilaporkan ke polisi.

Menanggapi itu, Polri mengaku belum bisa bicara banyak soal penanganan kasus laporan terhadap UAS tersebut.

"Saya belum bisa ngomong, saya nunggu Bareskrim dulu nanti penjelasannya gimana baru saya ngomong," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi, Kamis (22/8/2019).


Dedi mengatakan pelaporan terhadap UAS mengenai isi ceramahnya itu ditangani oleh Bareskrim Polri. Menurutnya, penyidik Bareskrim masih melakukan analisis terhadap sejumlah laporan yang masuk terkait UAS. (hud/det)

×
Berita Terbaru Update