Prof. Haiyun Ma
HAJIMABUL.COM - Para cendekiawan, intelektual, dan tokoh muslim Tionghoa internasional menggelar Zhenghe International Forum ke-5 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 15-17 Juli 2019. Sebelum acara ini digelar, Zhenghe Forum telah mengumumkan pada konferensi pers tanggal 12 Juli 2019 lalu bahwa Penghargaan Perdamaian Internasional Zhenghe 2019 (Zhenghe International Peace Award 2019) telah ditetapkan diberikan kepada Presiden Republik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Penghargaan ini akan diterima oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid pada acara pembukaan Zhenghe International Forum di Jatim Expo, Senin (15/7/2019) malam nanti.
Ditemui di sela-sela acara ini, Prof. Haiyun Ma, President Zhenghe International Peace Foundation (ZIPF), mengatakan, Zhenghe International Peace Award didirikan Zhenghe Forum pada tahun 2016. Para pendirinya adalah sarjana dari Amerika Serikat, Malaysia, dan negara-negara lain dengan tujuan untuk menghormati individu atau organisasi atas upaya unik mereka mempromosikan pemahaman perdamaian lintas-budaya dan lintas-agama, sehingga dapat mewujudkan perdamaian di wilayah Indo-Pasifik.
Penghargaan ini dinamai Laksamana Muslim Tiongkok Zhenghe mengingat nama dan sumbangsihnya secara nyata telah menjunjung tinggi nilai-nilai inti dari peradaban Islam yakni perdamaian dan peradaban Konfusianisme yaitu kebajikan, serta menciptakan keharmonisan gabungan nilai-nilai antara kedua peradaban tersebut.
“Nilai-nilai inti ini telah memandu perjalanan pelayarannya dan tindakan Zhenghe, yang tidak hanya menghubungkan Tiongkok dan wilayah Samudera Hindia, tetapi juga mempromosikan komunikasi dan persahabatan di antara Tiongkok, Asia Tenggara, Timur Tengah, dan bahkan Afrika Timur di masa pra-modern,” katanya. Zhenghe merupakan nama asli dari Laksamana Cheng Hoo yang namanya banyak diabadikan menjadi nama sejumlah masjid khas dengan arsitektur Tiongkok di sejumlah daerah di Asia Tenggara, khususnya Indonesia: Masjid Cheng Hoo.
Zhenghe telah membangun ikatan seperti merajut hubungan melalui perdagangan, makanan di mana banyak makanan di Indonesia berasal dari khasanah kuliner Tiongkok, syiar agama Islam, sumbangan dan perkawinan campuran antara orang Indonesia, Jawa misalnya, dengan orang Tionghoa. Beliau telah membantu memperkuat jejaring antar warga dan juga memengaruhi hubungan antar negara. Zhenghe telah memberikan pelajaran berharga untuk membangun masyarakat yang lebih manusiawi dan saling berhubungan antar-etnis dan antar-agama.
Penerima penghargaan sebelumnya termasuk pendiri Masjid Haji Mohammad Cheng Hoo di Surabaya, yaitu H.M.Y. Bambang Sujanto yang diserahkan pada acara konferensi di Dubai tahun 2016, untuk kepemimpinan komunalnya yang berkontribusi pada persatuan dan perdamaian antara berbagai komunitas etnis dan agama di Surabaya. Penghargaan ini dianugerahkan oleh mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam, Dr. Ekmeleddin İhsanoğlu.
Penghargaan Perdamaian Internasional Zhenghe 2017 dianugerahan kepada Tuan Kazhimkan Massimov, seorang tokoh publik dan kepala Kamar Agro-Industri Nasional Kazakhstan, atas kontribusinya pada hubungan sosial, ekonomi, dan budaya antara Tiongkok dan Kazakhstan.
Sementara KH Abdurrahman Wahid adalah penerima Zhenghe International Peace Award 2019. Selama masa jabatannya sebagai presiden, Beliau telah menyembuhkan ketakutan dan trauma yang disebabkan oleh konflik etnis berskala besar, dan memulihkan reputasi Indonesia di mata dunia dengan mereformasi kebijakan ekonomi dan budaya Indonesia.
Forum Zhenghe percaya bahwa pembangunan dan konsolidasi kerukunan, persahabatan, dan perdamaian antara orang-orang yang berbeda dan beragam budaya tidak hanya bergantung sebagai pekerjaan rutin para pemimpin masyarakat, tetapi juga oleh peran para pemimpin pemerintah tingkat tinggi dalam memberi kerangka kebijakan dan pelaksanaan.
Forum Zhenghe sangat percaya bahwa Presiden Wahid memainkan peran penting dalam gerakan persamaan hak di Indonesia yang kontemporer. Penghargaan Perdamaian Internasional Zhenghe 2019 mengakui secara pasti semangat toleransi, cinta, dan kedamaian Presiden Wahid. Diharapkan juga bahwa warisan KH Abdurrahman Wahid dapat membantu melayani negara-negara multi-etnis yang sangat terjerat oleh diskriminasi etnis, intoleransi agama, dan ketidakstabilan sosial.
Forum Zhenghe merasa terhormat untuk mengundang keluarga KH Abdurrahman Wahid untuk menghadiri upacara pembukaan dan berbagi kehormatan ini dengan semua orang yang cinta damai di Jatim Expo Convention and Exhibition, pada Senin malam, 15 Juli 2019. (Erfandi Putra)