Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kasus Anjing Dibawa ke Masjid: Umat Islam Beri Contoh Toleransi yang Baik

Tuesday, July 2, 2019 | 09:53 WIB Last Updated 2019-07-04T00:23:09Z

                                         KH Abah Raodl Bahar 


HAJIMAKBUL.COM - Kasus masuknya anjing ke Masjid Al Munawaroh, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,  yang dibawa perempuan berinisial SM (53) mendapat perhatian umat Islam secara nasional. Terjadi pro-kontra. Ada yang marah sebab tempat ibadah itu suci, tapi ada pula yang menilai peristiwa itu harus disikapi dengan kepala dingin. Tidak dengan amarah. Tidak dengan mudah tersinggung. 

Tapi tetap harus teliti dan waspada di tengah banyak pihak suka menebar kebencian dan hoax. Takmir Masjid curiga ada yang sengaja merancang perpecahan lewat peristiwa itu. Karena itu takmir meminta warga jangan sampai terpecah oleh kasus tersebut.

Ketua Dewan Pembina Masjid Al Munawaroh, KH Abah Raodl Bahar, saat ditemui di Sentul, Kabupaten Bogor, Senin (1/7/2019), mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, agar tidak mudah terhasut oleh berita-berita hoax. "Jangan sampai kasus ini dimanfaatkan pihak ketiga hingga umat Islam  terpecah-belah," kata Kiai Bahar.  

Dia mengatakan pendiri negara kita sudah sepakat bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara tempat hidup agama-agama sehingga harus ada toleransi antar-pemeluk agama. Dan umat Islam selalu memberi contoh terbaik soal toleransi beragama ini. 

Umat Islam selalu menghormati agama lain. Ini sudah berjalan cukup lama dibandingan dengan negara-negara yang lain, kerukunan antarumat beragama di Indonesia merupakan kerukunan yang bisa dicontoh negara-negara lain. Umat Islam menjadi pelopornya. "Indonesia jadi contoh negara lain," katanya.

Kasus anjing masuk Masjid Al Munawaroh terjadi pada Minggu (30/6/2019).  Peristiwa itu kemudian diketahui banyak orang karena rekaman video kejadian tersebut menyebar lewat internet. 

Abah Bahar menyebut ada ibu-ibu yang merekam kejadian tersebut, selanjutnya video itu langsung diviralkan dalam waktu singkat lewat media sosial. Namun kemudian dibumbui berita bohong. Hoax yang beredar itu berbunyi, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) diamankan oleh aparat kepolisian. Bahar menyesalkan beredarnya hoax yang sengaja disebar untuk memojokkan umat Islam itu. Namun dia bertekad untuk terus menyampaikan kabar yang sebenarnya meski harus mengulang pernyataannya berkali-kali.



"Saya mengimbau, karena sekarang sudah ada berita hoax bahwa ketua DKM katanya diamankan oleh Polisi, ini tidak benar. Jadi saya tadi sudah menyampaikan ke masjid, jangan sembarangan menyampaikan pemberitaan. Jadi saya walaupun capek Insyallah siap memberikan keterangan. Kita tidak melebihi, tidak mengurangi. Kejadian yang sesungguhnya itulah yang disampaikan," tutur Abah Bahar.

Soal hoax itu, kata dia, pasti ada tujuan-tujuan mengadu domba antara umat beragama yang satu dengan umat beragama yang lain. Peristiwanya sendiri berawal pada pukul 13.00 WIB siang. Seorang ibu yang belakangan disebut berinisial SM itu masuk ke masjid tanpa membuka sepatu dan membawa anjing. Bahar mendapat informasi, SM ke masjid untuk mencari suaminya. Soalnya, SM mendapat kabar bahwa si suami sedang melangsungkan pernikahan dengan wanita lain di masjid tersebut.

Jamaah berusaha mengeluarkan SM, namun SM tak beranjak dari area masjid karena mencari anjingnya yang kabur saat tuannya bertikai dengan orang di dalam masjid.  

"Anjingnya entah ke mana, hilang. Alasan tidak mau pergi dari masjid karena dia harus pergi dengan anjing. Lagi-lagi kita, pengurus dan jamaah masjid, dianggap menghilangkan anjing. Jadi kehilangan anjing itu dituduhkan kepada kita, 'Saya tidak akan pergi kalau anjing saya tidak diserahkan kepada saya'. Kita nggak mau ngurus anjing orang gitu," kata Bahar.



Kekhawatiran muncul di benak Bahar. Dia tak ingin ada jamaah masjid yang hilang kesabaran terhadap SM. Soalnya, SM juga disebutnya telah memukul orang keamanan masjid hingga bibirnya pecah dan giginya hampir copot. Bahar sendiri mengaku menerima umpatan yang tidak mengenakkan dari SM. Maka Bahar menelepon polisi. Tiga personel polisi yang datang pun hampir dilawan oleh SM. Sedang anjingnya tidak ada di tempat.

"Saat ribut, anjing itu berputar-putar. Anjing ketakutan ibu itu ribut. Dia pergi. Rupanya anjing peliharaan, anjing baik," katanya.

Sementara itu Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengimbau umat Islam bersabar dalam menyikapi kejadian ini. DMI merasa perlu untuk menyampaikan sikap terkait kabar anjing masuk masjid itu agar situasi masyarakat tak terganggu.

"DMI mengimbau umat Islam bersabar. Memang umat Islam saat ini sedang diuji kesabarannya oleh Allah SWT terutama di berbagai belahan dunia banyak kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa penting di berbagai belahan dunia saat ini yang diuji oleh Allah SWT," kata Ketua Harian DMI Pusat, Syafruddin, di Kantor DMI Jalan Jenggala, Kebayoran Baru, Jaksel.



Kementerian Agama juga menyayangkan tindakan perempuan yang masuk ke Masjid Al Munawarah Sentul City tanpa melepas alas kaki dan membawa anjing. Peristiwa itu potensial mengganggu harmoni dan kerukunan kehidupan beragama karena terkait dua hal yang sangat sensitif dalam ajaran Islam, yakni anjing dan rumah ibadah.



“Anjing adalah hal sensitif bagi umat Islam, terutama di Indonesia yang mayoritas bermazhab Syafi'i. Masjid, sebagaimana halnya rumah ibadah agama lain, juga tempat yang disucikan. Ketika ada anjing masuk ke masjid, wajar jika umat Islam terusik,” terang Kabid Harmonisasi Umat Beragama pada PKUB Kemenag, Wawan Djunaedi di Jakarta, Senin (01/07/2019).

Wawan menyesalkan peristiwa yang viral di media sosial tersebut. Meski demikian, Wawan berharap umat Islam tidak terpancing untuk bertindak anarkis dan menyerahkan penyelesaian masalah ini pada aparat.  “Kita percayakan pada proses hukum. Aparat diharapkan bertindak proporsional dan adil,” tegasnya.


Wawan mengapresiasi pihak kepolisian yang telah bergerak cepat menangani persoalan ini. Kementerian Agama sendiri, lanjut Wawan, telah melakukan komunikasi dengan tokoh agama terkait untuk mendinginkan suasana dan meminimalisir dampak peristiwa ini lebih jauh. Sejumlah warga Sentul City yang seagama dengan pelaku juga sudah menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini.

“Peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran bersama tentang pentingnya sikap saling memahami pokok-pokok dan hal-hal sensitif dalam tiap agama. Semoga masalah ini cepat tuntas dan tidak terulang, sehingga kerukunan antar umat beragama tetap terjaga,” tuturnya.

Ke depan, kata Wawan, Kemenag besama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) akan terus memperkuat sinergi dalam meningkatkan kualitas kerukunan intra dan antar umat beragama di Indonesia. (huda sabily)

×
Berita Terbaru Update