Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Liburan Ustad Nasrullah di Eropa: Hikmah Kehilangan HP di Paris

Friday, May 10, 2019 | 20:53 WIB Last Updated 2019-05-11T02:27:31Z


HAJIMAKBUL.COM - “Biii... kayaknya hape aku jatuuuh” seru Fadhilah panik. Saya segera berbalik dan menghampirinya. Pagi itu hujan dan berangin. Suhu yang dingin makin dingin. Mungkin sekitar 3 derajat celcius.

Dhila nampaknya kerepotan. Pegang payung, pasang sarung tangan, jaketnya juga seperti tidak mendukung suhu dingin. Saya ga sempet memeriksa saat siap2. Cuma uminya yang banyak brief.




Okelah... ini anak belum siap. Namanya juga anak2, baru lulus SMP. Saat melihat menara eiffel pertama kali, dia langsung merogoh kantongnya dan saat itu hapenya jatuh. Tangannya beku. Tapi dia ga sadar bla bla... terang dhila ga jelas. 

Yang membuat dia panik, itu bukan hapenya dia. Tapi Hape kakaknya, Farhah. Iphone 7 pemberian saya. Sudahlah merasa kehilangan, plus takut diomeli kakaknya yang mungkin cemburu dhila dapat trip yang lebih spesial darinya, lengkap!.

Saya terburu2 berbalik, menyusuri jalan dan menyisir pandangan yang masih berhias air hujan. Tidak ada. Ya sudah. Hape itu berubah bentuk. Ya kan ga ada yang hilang. Hanya berubah energi.

Saya tarik nafas. Berusaha bahagia tanpa syarat. Semua sudah sempurna. Apapun yang terjadi, pasti ada hikmahnya. Wooow kereeeen ucap saya.




Tapi Dhila masih bersedih. Dia masih belum percaya hape itu harus lepas dari dirinya.

Di dalam Bis Hop On Hop Off saya berusaha membesarkan hatinya. “Abi ga marah?” Tanyanya. “Untuk apa marah? Malah kita jadi ga bisa menikmati perjalanan ini. Sudahlah hape ga ada, trus harus kehilangan bahagia menikmati perjalanan? Ya gak lah...”

Secara pribadi saya sudah mendidik diri untuk siap kehilangan. Toh itu adalah bungkus permen yang menjadi tanda akan dapat permennya. “Buaagus itu” seru saya pada dia.

Tapi buru-buru saya bingkai pendidikan ini dengan rasa tanggung jawab. “Tapi Dhila harus banyak belajar  dari kejadian ini” seru saya. “Iya bi”

“Pertama, ga ada yang terjadi kecuali karena dosa. Coba Dhila berfikir dosa apa. Dan minta ampun ke Allah. Lalu ganti dengan kesungguhan yang teramat sungguh2, Dhila harus selesaikan hafalannya yang ditunda-tunda. Mungkin karena Dhila sering menunda2 jadinya Allah kasi ujian ini”

“Iya bi” jawab dhila sambil melihat2 jalanan Paris yang indah.

“Abi juga mungkin banyak dosa. Sedekah kurang. Pergi ga sholat dhuha dulu” seru saya. “Lho koq abi yang salah?” Tanya dia. “Ya mau gimana lagi, kan abi yang harus ganti tuh hape. Kan abi yg juga kena dampak. Nah itu bukan karena dosa siapa-siapa. Tapi karena dosa abi sendiri” 




Dhila belajar banyak. Saya pun belajar. Ini yang saya nikmati dari safar, banyak pelajaran yang didapat di luar naskah-naskah buku dan teori. Sambil saya terus menanam cinta pada anak-anak saya, agar saya bisa bertanggung jawab pada Allah atas amanah anak yang mulia ini.

Dhila mengambil kamera mirrorless lumix kesayangan saya. Jepret jepret. Saya berdoa, memori perjalanan ini akan berbekas indah dalam hatinya. Jadi anak sholehah yaa Naak...


(Kisah ini disampaikan di Channel Telegram Ustad Narullah Rahasia  Magnet Rezeki)




×
Berita Terbaru Update