Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Makna Haji Bergeser, Dulu Hanya Ibadah Kini Haji Selingkuh

Wednesday, April 24, 2019 | 09:34 WIB Last Updated 2019-04-24T02:36:33Z


                                          Khoirizi H. Dasir

HAJIMAKBUL.COM - Ada gejala baru di masyarakat soal ibadah haji. Masyarakat sekarang tidak lagi hanya memaknai haji sebagai murni ibadah saja, melainkan juga  

Direktur Bina Haji Kementerian Agama RI, Khoirizi H. Dasir, mengatakan, ibadah haji sudah dilakukan masyarakat sebelum Indonesia merdeka. Bahkan, sudah ada di zaman kerajaan, terutama yang masyarakatnya beragama Islam. Namun, dulu orang naik haji semata-mata hanya untuk ibadah di Tanah suci Makkah.

Namun, kemudian makna ibadah ini bergeser. Orang berhaji tidak lagi hanya untuk ibadah sebab mereka pergi ke Arab Saudi juga untuk menuntut ilmu agama. Mereka mondok di Tanah Suci. Hal ini karena dulu naik haji membutuhkan waktu yang lama, sehingga sangat disayangkan jika hanya digunakan untuk beribadah haji. "Dulu berangkat hari ini, sampai tiga bulan kemudian," kata Khoirizi dalam Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (24/4/2019).





Khoirizi mengatakan, orangtuanya dulu juga melakukan hal seperti itu. Berangkat ke Tanah Suci tidak hanya berhaji, tapi juga mondok di pesantren di Arab Saudi.

"Sampai 10 tahun di sana, tapi itu waktu (orangtua) masih bujangan. Pulang-pulang jadi orang terhormat," tambah dia.

Nilai-nilai haji seperti ini, kata dia, yang telah membuat banyak jamaah haji yang telah kembali ke Indonesia menjadi tokoh-tokoh besar, termasuk banyak pahlawan nasional.

Dia lalu menyebut sejumlah nama pahlawan nasional yang telah berhaji, antara lain Pangeran Diponegoro, Hasanudin, Cut Nyak Dhien, Hamka, KH Hasyim Asy'ari, hingga KH Ahmad Dahlan.
Tapi, kini setelah haji menjadi mudah dan perjalanannya tidak memakan waktu lama, makna dan nilai murni haji malah memudar.

Dia menyebut, ada sejumlah orang-orang kaya kini umumnya naik haji untuk jalan-jalan alias piknik. Ada juga yang berhaji demi popularitas.  "Haji kini bukan hanya untuk ibadah saja," katanya.


Haji Selingkuh

Sebenarnya sudah menjadi rahasia umum bahwa antara ibadah haji, pelesir, atau gengsi dan reputasi haji yang ditandai dengan gelar "pak haji" dan sejenisnya--bahkan banyak pejabat memakai gelar seperti Profesor Doktor Haji Sudrun misalnya--demi mendongkrak namanya di masyarakat. Jadi, mereka menganggap tidak cukup hanya baik di mata Tuhan, tapi juga di mata masyarakat. Tujuannya tentu saja lebih ke motif ekonomi atau kekuasaan. 





Pokoknya yang bersifat duniawi.  Bukan lagi masalah ibadah atau urusan akhirat. Bahkan, sangat mungkin, urusan akhiratnya sudah gugur meski sangat mungkin pula tidak mendapat apa-apa. Tidak ada pahala untuknya.

Dalam banyak hal, sebenarnya pak haji model ini telah membuat marah Allah SWT. Mengapa? Tentu saja Allah marah sebab Dia yang Maha Kuasa, Yang menciptakan manusia dan isinya, tapi malah diduakan oleh manusia. Pak Haji model ini telah berselingkuh. Tujuannya haji untuk ibadah, mencintai dengan segenap hati Allah SWT dan Rasulullah SAW, tapi ternyata mereka memiliki motif lain, yakni uang dan kekuasaan. Ya, itulah pahala untuk pak haji selingkuh ini. Hanya gugur haji, tapi tidak mendapat ridho dari Allah sebab memang tujuannya bukan mencari ridho Allah. 

Dalam kaitan ini, wajar bila pak haji yang selingkuh semacam ini akhlaknya tidak mencerminkan seorang haji. Pak haji tapi selingkungn beneran dengan perempuan lain hingga membuat istri dan anak-anaknya menderita. Pak haji tapi juga korupsi. Sangat lucu bila ada gelar haji disandingkan dengan koruptor. 





Namun, lihat saja para koruptor di Lapas sekarang, mayoritas bergelar haji. Mengapa? Sebab, dengan kekayaaannya yang sebagian didapat dari korupsi itu mereka melakukan haji selingkuh dan jalan-jalan piknik tadi. Haji yang dilakukan bukan semata-mata karena Allah, tapi karena motif lain. Semoga Allah SWT membebaskan kita dari niat tidak baik saat berhaji. Semoga kita tidak pernah menyelingkuhi Tuhan.  Amiin.  


  (Huda Sabily)






×
Berita Terbaru Update