Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Imam Shamsi Kunjungi Muslim Selandia Baru: Warga Sederhana tapi Mengapa Bikin Takut Orang Sana?

Wednesday, April 24, 2019 | 10:32 WIB Last Updated 2019-04-24T03:34:30Z


HAJIMAKBUL.COM - Imam Shamsi Ali, imam Masjid di Kota New York, Amerika Serikat, yang asal Sulawesi Selatan, mengunjungi dua masjid yang menjadi sasaran kekerasan teroris kulit putih di Selandia Baru. Imam Shamsi bertemu dan berdialog dengan dua imam dari dua masjid yang baru-baru ini diserang terroris kaum putih (White Nationalist) di Kota Christchurch NZ tersebut.

Di sela-sela kunjungannya itu Imam Shamsi mengatakan, bahwa warga Selandia Baru ramah. Polisinya juga ramah.





"Secara khusus saya sampaikan terima kasih atas dedikasi dan service mereka," kata Imam Shamsi Rabu 24 April 2019.


Dalam kunjungannya ke Selandia Baru, Imam Shamsi melihat secara langsung Komunitas Muslim di negara itu yang sangat sederhana. Masjidnya pun kecil-kecil.

 Namun yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa komunitas dengan muslim yang sederhana itu sampai membuat takut sejumlah orang di sana.

"Ya, mengapa muslim yang sederhana dengan masjid kecil-kecil itu sedemikian menakutkan kepada sebagian orang. Semoga Allah menjaga mereka. Amin!," kata Imam Shamsi.





Dari Wellington juga dilaporkan Pemerintah Selandia Baru sekarang akan memberikan izin tinggal permanen kepada korban selamat dari aksi brutal teroris kulit putih nonmuslim yang melakukan penembakan di dua masjid di Kota Christchurch. Tragedi itu mengakibatkan 50 orang meninggal dunia.



Kantor berita Reuters, Rabu (24/4/2019), melaporkan, pemerintah negeri Kiwi itu sedang mempertimbangkan untuk memberikan visa kepada para penyintas. Namun belum ada keputusan yang diumumkan terkait kebijakan tersebut.

Namun demikian Kantor Imigrasi Selandia Baru menjelaskan kategori visa baru yang disebut visa Christchurch Response (2019) telah dibuat. Orang-orang yang hadir di masjid ketika mereka diserang pada 15 Maret bisa mendaftar untuk mendapatkan visa tersebut.





Syaratnya pelamar harus sudah tinggal di Selandia Baru pada hari serangan, sehingga visa tidak akan tersedia untuk turis atau pengunjung jangka pendek. Aplikasi dapat dibuat mulai hari Rabu ini.

Seperti diberitakan sebelumnya dalam tragedi paling brutal di Selandia Baru ini, warga Australia bernama Brenton Tarrant (28), seorang yang dikenal pendukung supremasi kulit putih, telah didakwa dengan 50 tuduhan pembunuhan atas penembakan massal di Christchurch. 

Aksi brutal Tarrant itu adalah pembunuhan massal terburuk di Selandia Baru di mana 50 orang lainnya terluka pada saat menjalankan salat Jumat. Saat serangan terhadap muslim yang tengah ibadah Jumatan itu ada dua WNI yang menjadi korban terluka parah.

(Gatot Susanto)










×
Berita Terbaru Update