Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pohon Soekarno dan Wisata ke Daerah Subur Nan Indah di Arab Saudi, Apa Saja?

Saturday, February 9, 2019 | 08:49 WIB Last Updated 2019-02-09T04:19:42Z
                                          Sawah yang cukup subur di wilayah Asir.


HAJIMAKBUL.COM - Para jamaah haji bangga setiap kali nama pohon Soekarno disebut oleh warga Arab Saudi. Bangga sebab pemimpin Indonesia memberi warna yang menyejukkan di Tanah Suci kala mengirim pohon itu sehingga Kota Makkah, Madinah, dan sekitarnya, sehingga wilayah ini tidak melulu menghamparkan kegersangan tapi juga ada hijau pepohonan.

Arab Saudi yang dikenal sebagai negara yang sangat panas saat siang hari dan bisa pula sangat dingin saat malam hari pun menawarkan kesejukan. Apalagi saat Wukuf, kini Padang Arafah tidak hanya kering korantang tapi juga diwarnai rindangnya pohon Soekarno.

Pohon setinggi kurang lebih tiga meter hingga empat meter itu menjadi tempat berlindung para jemaah haji yang menjalankan wukuf. Panas terik udara padang pasir Jazirah Arab paling tidak akan terkurangi dengan kesejukan dari pepohonan yang tumbuh di Arafah. Tentu saja hal tersebut berkat kerja keras pemerintah Arab Saudi yang konsisten menghijaukan gurun ini demi para jamaah agar nyaman.

                                          Pohon Soekarno di Arafah.

Kondisi Arafah yang hijau royo-royo itu, tak terlepas dari peran dan gagasan Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno. Ide penghijauan Arafah muncul ketika Bung Karno melaksanakan ibadah haji pada tahun 1955.

Saat itu Bung Karno mengutarakan gagasannya melakukan penghijauan kepada Pemerintah Arab Saudi yang dipimpin Raja Fahd bin Abdul Aziz. Ide tersebut pun ditindaklanjuti. Bung karno membuat tim yang diisi orang ahli kehutanan untuk mencari pohon yang cocok ditanam di padang yang terletak 22 km sebelah tenggara Masjidil Haram itu.

Selanjutnya diangkutlah bibit pohon yang sanggup tumbuh di lahan tandus itu langsung dari Indonesia. Nama pohon tersebut mindi (melia azedarach) dan mimba (azadirachta indica). Namun generasi tua Arab Saudi lebih mengenalnya dengan nama Syajarah Karno atau Pohon Karno (Soekarno) yang mengacu pada sang penyumbang benih yakni Bung Karno.

Untuk mendukung pertumbuhan pohon itu, dibawa pula tanah subur dari Indonesia dan Thailand. Untuk penyiraman, di bawah tanah dipasang pipa air dan setiap pohon mendapatkan satu keran air sendiri. Upaya itu membuahkan hasil. Sejak bertahun-tahun lalu, Arafah pun hijau royo-royo.

Kelestarian pohon itu diharapkan tetap terjaga meskipun jutaan jemaah akan datang, baik saat menunggu maupun saat wukuf berlangsung. Di kawasan tertentu, Syariq Mansyur Makah misalnya, puluhan pohon mimba tumbuh kokoh dengan tinggi sekitar 10 meter. Bagi yang merusak pohon ini pasti akan kena sanksi hukuman.

Dam alias denda di berlakukan bagi jemaah yang merusak tumbuhan, di antaranya mencabut rumput dan mematahkan ranting pohon.

Dam berupa memotong seekor kambing tentu akan menjauhkan jemaah dari perbuatan, misalnya, mematahkan dahan atau ranting pohon soekarno. Sayangnya, meski saat ini pohon mindi dan mimba tumbuh subur di Padang Arafah, di Indonesia sendiri sekarang justru sangat langka. Sungguh ironis bukan?


Tanah Subuh di Saudi

Dari kabar ini jelas tergambar Arab Saudi sebagai negara berpadang pasir yang panas dan tandus, tapi hal itu kurang tepat sebab ternyata Saudi punya tempat yang hijau dan indah.

Seperti dikutip dari merdeka.com, ada tiga tempat di Saudi yang hijau dan sejuk. Banyak yang tidak percaya kalau di Saudi ada tempat tak terduga seperti ini:

1. Kota Thaif


Menuju kota ini dibutuhkan waktu satu jam dari Kota Makkah. Banyak pengamanan yang siap melindungi pengunjung, karena tempatnya yang berada di atas perbukitan berbatu. Karena terletak di dataran tinggi, kotanya cukup hijau dan sejuk. Tak hanya berbatu, beberapa wilayahnya juga ada yang ditumbuhi rerumputan. Cocok bagi pengunjung yang ingin berpiknik sambil menikmati sejuknya udara di Kota Ta'if.

Kota ini melambangkan sisi lain wilayah Arab Saudi yang ternyata tak semuanya didominasi oleh tanah gersang dan padang pasir.


2. Lembah hijau Wadi Al-Bardani

Belum banyak yang tahu ada lembah paling indah di Kerajaan Saudi. Wadi Al-Bardani, adalah salah satu lembah yang berada di Bareq, sebelah utara Mahayil Asir. Di Wadi Al-Bardani, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan mengesankan, sebuah sungai yang selalu mengalir dari kota Al Mashbah ke Wadi Baqrah, dan dikelilingi dengan pegunungan. Warga sekitar bisa menggunakan air sungai untuk bertani dan beternak.


3. Sawah subur di perbatasan Yaman


Selain lembah, Saudi juga memiliki sawah yang subur di wilayah Asir terletak di sisi barat daya Arab Saudi, yang sebagian besar penghuninya adalah suku Asir. Lebih mengejutkan lagi, sawah subur ini berada di perbatasan Yaman, dengan luas 76.963 kilometer persegi, dengan penduduk sekitar 1,9 juta jiwa.

Secara geografis, Asir terletak di dataran tinggi sehingga menerima lebih banyak curah hujan dibanding wilayah lain Arab Saudi. Wilayah ini terletak di ketinggian 3.000 meter dari permukaan laut di Jabal Sawda. Setiap tahun wilayah ini menerima curah hujan 300-500 milimeter. (gas/berbagai sumber)

×
Berita Terbaru Update