Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perjuangan Mencium Hajar Aswad: Ustad Nur Fakih Ditarik 'Dua Setan' di Samping Kakbah (2)

Wednesday, February 13, 2019 | 00:29 WIB Last Updated 2019-02-13T23:49:11Z



HAJIMAKBUL.COM - Pengalaman tak terlupakan dialami Ustad Nur Fakih. Mantan wartawan Harian Sore Surabaya Post yang sekarang mengabdi di Masjid Agung Gresik ini mendapat godaan cukup berat yang membuat dia gagal melakukan sunnah menciun Hajar Aswad.

Setiap kali mengenang kejadian ketika dia umrah Ramadhan beberapa tahun lalu itu, Ustad Nur Fakih pun selalu mengelus dada. Bukan karena gagal mencium Hajar Aswad--sebuah kegagalan yang dia anggap sebagai bentuk belum diberi rezeki spiritual oleh Allah SWT--tapi karena masih ada orang Indonesia yang tega mempedayai sesama muslim asal Indonesia, tepat di tempat paling suci di dunia. Ya, di samping Kakbah. Baitullah. Rumah Allah yang semua muslim rindu menjadi tamu agungnya.

Ustad Nur Fakih mendapat cobaan di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad.

Saat itu lautan umat tumplek blek di Masjidil Haram. Lebih padat lagi di kawasan untuk melakukan ibadah Thawaf. Semakin uyel-uyelan, saling dorong, berebut meraih pahala untuk melakukan ibadah di Hijir Ismail di bawah talang emas pada satu sisi dan sisi lain antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad.

Melihat situasi yang sangat sulit menembus kepadatan manusia itu, Ustad Nur Fakih pun berdoa agar bisa mendapat kesempatan untuk mencium Hajar Aswad. Alhamdulillah, dia bisa beribadah di bawah talang emas meski sangat sulit. Sangat pendek. Tentu tidak bisa khusyuk. Namun tidak apa-apa, yang pentingnya niatnya dan sudah pula dia lakukan salat dua rakaat dan berdoa di Hijir Ismail. Di antara gelombang manusia yang berpusar dan berkumpar-kumpar.

Ustad Nur Fakih berdoa agar umrahnya mabrur. Setidaknya makbul. Lebih dari itu agar bisa berhaji di masa mendatang. Tentu saja menjadi haji yang mabrur atau setidaknya makbul. Biar Allah SWT yang memutuskan.

"Saya hanya pasrah menjalani ibadah saja. Selebihnya hak prerogatif Allah SWT," katanya.

Usai berdoa, dia pun bergerak menuju arah Hajar Aswad. Tiba-tiba dua orang yang mengaku dari salah satu kota di Tanah Air menyapa. Mengucap salam. Dan menawarkan jasa mengantar menuju titian Hajar Aswad. Ustad Nur Fakih setuju. Dia merasa doanya terkabulkan. Dia sering mendapat info dari kiai bila Allah SWT selalu mengabulkan doa umat-Nya di kawasan Multazam, Hijir Ismail, dan tempat-tempat lain di sekitar Kakbah yang sangat suci.

Namun ternyata yang terjadi sebaliknya. Allah memberinya cobaan. Menguji kesabarannya. Keikhlasannya. Dua orang yang selintas baik hati itu langsung bergerak. Menyibak arus manusia. Mencari posisi untuk mengantar Ustad Nur Fakih menuju lokasi yang diimpikan untuk menjadi pengalamannya yang tak akan terlupakan.

Tiba-tiba gelombang manusia menghantamnya. Tiga orang itu terpisah. Satu orang di depan menarik Ustad Nur Fakih ke arah Hajar Aswad, sebaliknya yang satu menarik ke belakang. Bukan tubuh Ustad Nur yang dia tarik. Namun tasnya. Dalam tas umrah itu banyak barang berharga. Khususnya dokumen keimigrasian seperti paspor dan lain-lain, sehingga dia harus menjaganya dengan sekuat tenaga.

Ustad Nur Fakih membaca gelagat tidak baik. Sebab, dua orang yang semula terlihat baik itu menariknya secara berlawanan. Dia memastikan dua saudara setanah air itu tidak bermaksud menolongnya, tapi ingin merampas tas cangklong yang talinya melingkar di lehernya. Setelah dicekam dilema, Ustad Nur Fakih pun harus mengikhlaskan impiannya untuk mencium Hajar Aswad. Sebab, bila tidak, dia akan terjatuh atau terjerat oleh tali tas yang ditarik secara berlawanan itu.

"Saya pegang erat-erat tas saya. Saya tidak terlintas lagi untuk mencium Hajar Aswad. Mungkin ini cara Allah agar saya berusaha datang lagi ke Tanah Suci, untuk berumrah atau berhaji. Mohon doanya. Amiin," kata Ustad Nur Fakih.

Lalu apa yang terjadi? Apakah Ustad Nur Fakih bisa lolos dari orang yang berniat jahat kepadanya itu? Ya, Ustad Nur Fakih terpaksa nekat. Dia berteriak sekuatnya hingga lautan manusia tersibak. Sedikit terhenti. Lalu orang jahat itu melepaskan tasnya. Dan menghilang. Entah ke mana. Mencari orang itu sudah tidak penting lagi. Yang penting dia selamat. Dan ikhlas menerima cobaan. Lega hati meski tidak bisa mencium Hajar Aswad. (gatot susanto)

#menciumhajaraswad #jokihajaraswad #hajiumroh

×
Berita Terbaru Update