Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kisah Menarik Berhaji Petugas Haji: Melihat Keajaiban di Antara Jamaah (4)

Monday, February 18, 2019 | 06:08 WIB Last Updated 2019-02-24T06:14:23Z
Petugas haji menolong jamaah memakai kursi roda.


HAJIMAKBUL.COM – Jutaan umat manusia ada di muka bumi, tapi tidak semuanya bisa pergi dan menjalani ibadah di Tanah Suci, Makkah. Hanya orang-orang yang mendapat izin Allah-lah yang bisa pergi, ke tanah suci karena berhaji adalah pilihan yang selalu dinanti tapi sangat pula tergantung Illahi Rabbi.

Sebagai petugas haji, Huda Sabily saat itu banyak tahu soal kemustahilan jamaah kala menjalankan ibadah haji. Orang tua yang seakan mustahil bisa menjalankan ibadah haji tapi yang terjadi adalah serangkaian keajaiban.

Salah satu yang dia ketahui adalah Kartini (65 ). Huda bertemu Kartini saat bertugas di Daker Makkah. Ibu guru Madrasah Tsanawiyan (MTs) asal kota Padang ini, kata dia, mengaku kesusahan saat bisa berangkat haji, pasalnya ibu ini harus memakai kursi roda untuk mengerjakan ibadah haji. Pemandangan di tanah suci banyak manula yang juga kondisinya sakit seperti lumpuh ternyata lancar beribadah haji, sementara yang tubuhnya kekar justru ambruk tidak kuat melakukan ritual haji.

“Beliau berdoa mudah-mudahan tidak merepotkan orang lain, dan berjalan lancar,” kata Huda Sabily yang saat itu membantu jamaah di Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Arab Saudi.

Huda Sabily menceritakan bahwa tiga bulan sebelum berangkat haji, ibu Kartini tidak merasakan sakit apa-apa pada sendi kakinya, tapi giliran tiba berangkat pergelangan kakinya mulai dirasakan ngilu dan sakit. Akhirnya dokter memvonis untuk menaiki kursi roda.

“Bulan sebelumnya beliau masih bisa berjalan, tapi kemudian kakinya sudah tidak bisa buat jalan. Ibu Kartini berangkat dengan anak lakinya," katanya.

Kepada Huda yang saat itu bertugas di Daker Jeddah, Kartini mengaku daftar haji sejak 2007. Bahkan ia sebelum pensiun sudah mendaftarkan diri, hingga pensiun ia baru mendapatkan panggilan untuk berangkat ibadah haji. “Beliau mendaftar haji sejak sebelum pensiun,” ungkapnya.

Huda melihat Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak 2005 itu sangat gembira karena dapat selamat dan bisa menginjakkan kakinya di tanah suci, Arab Saudi. Untuk itulah, ibu Kartini bercita-cita setelah sampai Makkah sebelum mencium hajar aswad tidak akan pulang ke pemondokan. “Pokoknya, katanya harus bisa mencium Hajar Aswad,” tegasnya.

"Dan itu bukan hal yang mustahil bagi orang yang dikehendaki Allah bisa mencium Hajar Aswad," katanya lagi.

Lain halnya dengan Mohammad Yaser (63 tahun). Calon Jamaah Haji (Calhaj) asal Payakumbuh, Padang, Sumatera Barat, itu juga ditemui Huda Sabily di Bandara Jeddah. Kepada wartawan Duta Masyarakat ini, Yaser mengaku mempunyai cita-cita ingin naik haji sejak umur masih muda, sebab dengan umur muda, tenaga masih utuh, fisik masih fresh dan daya ingat masih kuat.

“Tapi apa daya tangan tak sampai, Manusia bisa berencana, hanya Tuhan yang berkuasa,” ujar Yaser seperti ditirukan Huda.

Diceritakannya, sejak muda sekitar umur 30 tahun, keinginannya untuk melaksanakan rukun Islam kelima sangat kuat, sampai-sampai ketika ada orang di kampungnya berangkat haji, ia selalu datang (walimatussafar) dan meminta agar didoakan di tempat mustajabah agar bisa menyusul bisa berangkat haji.

“Kalau sudah tua begini, nggak bisa kemana-mana, kalau nggak diajak pembimbing haji,” ujar lelaki paruh baya itu kepada petugas haji ini.

Untuk itulah, kata Yaser, berkat keinginan kuat dan izin Allah, akhirnya Yaser mendapat panggilan bisa mendatangi tanah suci, walaupun cukup panjang waktu antara keinginan dan panggilaan. “Beliau mulai mendaftar haji sejak tahun 2008,” ungkap ayah lima anak ini.

Setelah mulai mendaftar haji tahun 2008, dan banyaknya jumlah orang yang mendaftar (waitinglist), Yaser harus rela mengantri dari daftar tunggu sampai batas tunggu tiba yang telah ditentukan oleh pihak Kementerian Agama. Baginya, terpenting mendaftar duluan, masalah berangkat nomor dua, karena jumlah kuota haji akan bertambah. “Beliau yakin bisa berangkat dan akhirnya berangkat,” yakin Yaser.

Yaser bersyukur akhirnya bisa berangkat, dibandingkan dengan temannya yang sudah mendaftar tapi baru berangkat tahun 2020, dan harus menunggu beberapa waktu lama untuk tetap sabar menanti sampai jadwal yang ditetapkan berangkat. “Ya mudah-mudahan segara mendapat panggilan,” katanya. (*)
×
Berita Terbaru Update