Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Cuaca Makkah Panas, Jamaah Wafat Tertinggi, Embarkasi Surabaya Terbanyak

Thursday, June 8, 2023 | 09:57 WIB Last Updated 2023-06-08T02:57:48Z


JAMAAH lansia mendapat prioritas saat memasuki Raudhah di Masjid Nabawi. (Foto:  MCH 2023)

HAJIMAKBUL.COM - Cuaca panas di Kota Makkah dan Madinah membuat banyak jamaah haji lanjut usia (lansia) jatuh sakit. Bahkan sebagian di antara mereka ada yang wafat di Tanah Suci. Jamaah yang meninggal dunia ini selanjutnya akan dibadalhajikan.


Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan, bahwa jumlah jamaah haji meninggal dunia hingga saat ini mencapai 21 orang. Jumlah ini menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir ketika operasional penyelenggaraan ibadah haji memasuki hari ke-15. Tahun lalu, jumlah jamaah haji yang wafat hingga hari terakhir operasional penyelenggaraan ibadah haji mencapai 89 orang. 


Terakhir jamaah yang meninggal bernama Samsul Adib Mohammad Djafar. Almarhum meninggal pada Senin 5 Juni 2023 pukul 06.45 waktu Arab Saudi di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Makkah.  Meniggalnya Samsul yang berasal dari Kloter 6 Embarkasi SUB (Surabaya) itu membuat daftar wafat jamaah haji asal embarkasi tersebut juga menjadi yang terbanyak. Total ada 8 jamaah asal embarkasi Kota Pahlawan meninggal dunia di Tanah Suci. 


Selain Samsul, jamaah lainnya adalah Laupe Baco Cido meninggal pada Senin kemarin. Lalu, Mustafa Husin Syatri dari Embarkasi Palembang, dan Winaryo Sukaryo, yang wafat pada Minggu sehari sebelumnya.


Sedangkan untuk jamaah sakit, ada 47 orang yang menjalani rawat inap dan 236 pasien rawat jalan. Dari jumlah tersebut pasien yang masih dirawat oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sebanyak 54 orang.  


"Hasil evaluasi sampai saat ini ada 21 sudah wafat. Ini tertinggi di 4 tahun terakhir. Mudah-mudahan tidak semakin meningkat dan akan kami upayakan semaksimal mungkin," kata Dante usai rapat koordinasi dengan Menteri PMK Muhadjir Effendy di Jakarta, kemarin. 


Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyiapkan tenaga kesehatan di Tanah Suci. Dia menyebut, jumlah tenaga kesehatan saat ini mencapai 1.917 orang, terdiri dari dokter, dokter spesialis, dan perawat. Tenaga kesehatan ini membantu para jamaah dan mengobatinya. 


Selanjutnya, ke depan, kata dia, pihaknya akan menyediakan tenaga psikolog dan psikiater sebagai tambahan atau penguatan medis. 


"Mungkin pada beberapa tahun ke depan kita juga memerlukan tenaga psikolog atau psikiater sebagai tambahan dan penguatan tenaga medis," katanya. Lebih lanjut Dante menyampaikan, tenaga medis maupun petugas diperlukan mengingat porsi jamaah haji lansia pada tahun ini merupakan yang tertinggi. 


Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh kebijakan batas usia yang diberlakukan Arab Saudi selama pandemi Covid-19. Kala pandemi, jamaah yang pergi ke Arab Saudi dibatasi maksimal berusia 65 tahun.  Dengan demikian, jamaah haji lansia yang harusnya berangkat di tahun-tahun tersebut, harus menunda keberangkatannya dan baru bisa berhaji tahun ini. 


Secara rinci Dante menyebut, jumlah jamaah lansia berusia 60 tahun ke atas mencapai 66.943 atau 45,7 persen dari kuota jamaah haji Indonesia tahun 2023.   "Jamaah lansia pada tahun ini tertinggi dibandingkan 4 tahun terakhir, sebanyak 45,7 persen. Dan beberapa penyakit yang sudah teridentifikasi, antara lain penyakit jantung, hipertensi yang paling banyak, kemudian diabetes, dan penyakit paru-paru," ungkapnya.


Dante juga menjelaskan bahwa Kementerian kesehatan (Kemenkes) juga menyediakan panic button di handphone seluruh jamaah haji Indonesia. Tombol pertolongan ini disediakan karena tingginya jumlah jamaah haji lansia tersebut.


Selain itu, para tenaga kesehatan disiagakan karena cuaca di Arab Saudi mencapai 40 derajat celcius. Dante menyampaikan, suhu saat jamaah wukuf di Arafah nanti diperkirakan mampu menyentuh 50 derajat celcius. Suhu di Madinah saat ini berkisar 28-40 derajat celcius, dan di Makkah mencapai 30-41 derajat celcius. Suhu Kota Makkah lebih panas dibanding di Kota Madinah. 


"Dengan adanya peningkatan jumlah jamaah lansia yang tertinggi tahun ini, kemudian iklim yang makin lama makin meningkat, maka risiko kesehatan akan semakin meningkat," jelas dia.


Layanan Jamaah Sakit


Sebagai informasi, saat ini secara bertahap jamaah haji Indonesia diberangkatkan dari Madinah menuju Makkah untuk melaksanakan umrah setelah salat Arbain 40 waktu berturut-turut di Madinah. Suhu panas di Makkah dikhawatirkan membuat banyak jamaah sakit.  


Untuk itu petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan memberikan layanan bimbingan ibadah dan pendampingan bagi jamaah sakit yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), maupun di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di Madinah dan Makkah.


Juru bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, mengatakan, pendampingan yang dilakukan petugas bimbingan ibadah untuk jamaah sakit di KKHI dan RSAS antara lain melakukan rekam ibadah jamaah untuk memastikan kelanjutan dan ketuntasan ibadah, melakukan pendampingan ibadah harian, khususnya salat 5 waktu.


“Selanjutnya, memberikan motivasi dan penguatan mental spiritual agar ridha, sabar dan ikhlas dalam menjalani proses pengobatan. Bertindak sebagai rohaniwan dengan membantu upaya penyembuhan melalui doa dan bacaan-bacaan kalimah thayyibah,” ujar Fauzin.

“Pendampingan ini juga guna memberikan rasa nyaman dan tenang kepada jamaah sakit,” sambungnya.


Dikatakannya, bimbingan manasik tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Agama di Tanah Air. Selama di Tanah Suci, jamaah juga mendapatkan bimbingan manasik, baik dari pembimbing ibadah kloter maupun konsultan ibadah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.


“Panitia telah menunjuk para konsultan ibadah dan pembimbing ibadah untuk memberikan layanan kepada jamaah haji, terkait peribadatan. Konsultan dan pembimbing ibadah, selain ditempatkan di kantor Daker, lainnya ditempatkan di setiap sektor perumahan jamaah haji, termasuk sektor Masjidil Haram,” terang Fauzin.


Untuk memudahkan jamaah, lanjut Fauzin, layanan konsultasi ibadah dilakukan secara offline dan online. Secara offline, para konsultan dan pembimbing bertugas memberikan layanan konsultasi ibadah di wilayah sektor masing-masing.


“Secara online, panitia menyebar nomor telepon para konsultan ini kepada semua jamaah melalui PPIH Kloter,” imbuh Fauzin.


Fauzin menyampaikan, berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga tanggal 6 Juni 2023, pukul 24.00 WIB, jamaah dan petugas yang sudah tiba di Kota Madinah berjumlah 81.198 orang atau 211 kelompok terbang.  “Terdapat 3 jamaah haji yang wafat di Madinah, yaitu Kotiin SuwondoTamsir asal kloter SOC 01, Mardi Wijono asal kloter SUB 25; dan Winaryo Sukaryo Sukadir asal kloter SOC 32,” kata Fauzin.


“Lalu 1 jamaah haji yang wafat di Makkah atas nama Samsul Adib Mohamad Djafar asal Kloter SUB 06. Hingga saat ini, jumlah jamaah haji yang wafat sebanyak 19 orang (Lalu bertambah jadi 21 orang). Sesuai ketentuan, jamaah yang wafat akan dibadalhajikan,” imbuhnya.


Ihram di Embarkasi


Fase pemberangkatan jamaah haji gelombang kedua dari Tanah Air menuju Arab Saudi segera dimulai. Kementerian Agama meminta agar jamaah haji yang berangkat pada gelombang kedua sudah mengenakan kain ihram sejak dari embarkasi di Tanah Air.


Pemberangkatan gelombang kedua dimulai Rabu (7/6/2023) kemarin hingga  22 Juni 2023. Jamaah haji terbang dari Embarkasi di Tanah Air menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Selanjutnya, mereka diberangkatkan ke Makkah Al-Mukarramah untuk menjalani Umrah Haji atau Umrah Wajib.


“Jamaah Haji diminta untuk mengenakan kain ihram semenjak dari embarkasi keberangkatan di tanah air, mengingat tidak tersedianya waktu yang cukup dan menghindari penumpukan jamaah saat kedatangan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah,” terang Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaran Haji dan Umrah Arsad Hidayat di Jakarta.

“Untuk pelaksanaan niat umrah, dapat dilakukan saat di pesawat ketika melewati wilayah Yalamlam atau ketika berada di Bandara King Abdul Aziz Jeddah menjelang keberangkatan ke Makkah,” sambungnya.


Kepada seluruh petugas, baik Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi di seluruh Indonesia maupun PPIH Arab Saudi, Arsad meminta untuk memberikan prioritas pelayanan kepada jamaah haji lansia pada saat keberangkatan, di perjalanan, maupun saat kedatangan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.


“Tahun ini kita mengusung semangat Haji Ramah Lansia. Semua petugas diminta untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji Indonesia, termasuk mereka yang masuk kategori lanjut usia,” tandasnya. * gas/det




×
Berita Terbaru Update