Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Titip Doa ke Jamaah Haji? Ini Dalilnya

Saturday, May 27, 2023 | 09:45 WIB Last Updated 2023-05-27T02:45:13Z
Ilustrasi



SEBELUM berangkat menunaikan ibadah haji, calon jamaah haji biasanya mendapat kunjungan sanak saudara tetangga atau teman. Bahkan, saat pelepasan pergi berhaji ada yang dilakukan dengan sebuah perayaan. Saat itu, baik tamu yang hadir maupun calon haji yang hendak berangkat ke Tanah Suci saling mendoakan. Para tamu mendoakan agar hajinya lancar aman dan mabrur.


Sebaliknya, calon haji diminta mendoakan para tamu. Mendoakan saat di Tanah Suci agar si A, si B, dan para tamu lain dikabulkan hajatnya, khususya hajat untuk berhaji atau umrah. Ada juga yang minta didoakan segera mendapat jodoh atau sembuh. Momen inilah yang biasanya disebut sebagai "Titip Doa" kepada Pak Haji. Bahkan, tak jarang titip doa ini disertai memberikan uang, sebagai amal, baik untuk Pak Haji sendiri sebagai tambahan sangu/bekal atau nanti saat di Tanah Suci diberikan orang lain, diwujudkan Al Quran lalu diletakkan di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi dan lain-lain.  

    

Mengapa ada keyakinan semacam itu? Wallahu 'alam. Yang jelas, seperti dikutip dari republika.co.id, orang-orang yang pergi menunaikan ibadah haji sejatinya adalah tamu-tamu Allah SWT. Mereka mendapatkan kehormatan karena dapat memenuhi panggilan Allah SWT menyempurnakan rukun Islam. 


Maka dianjurkan untuk meminta doa orang-orang yang akan berangkat haji atau pun  saat mereka telah pulang dari haji. Sebab doa para jamaah haji di kota suci dikabulkan oleh Allah SWT terlebih bila jamaah haji tersebut berdoa di tempat-tempat yang mustajab seperti di multazam, Hijr Ismail, rukun Yamani, Ka'bah, Sa'i, maqam Ibrahim, Muzdalifah, Mina dan Raudhah. 


Tentang mustajabnya doa para jamaah haji ini ditegaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW:


الْغَازِي فِي سَبِيلِ اللهِ، وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ، وَفْدُ اللهِ، دَعَاهُمْ، فَأَجَابُوهُ، وَسَأَلُوهُ، فَأَعْطَاهُمْ  


Artinya: Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang beribadah haji, dan orang yang sedang umrah adalah tamu kehormatan Allah. Allah memanggil mereka, kemudian mereka memenuhi panggilan itu. Sehingga jika mereka memohon kepada Allah, maka Allah akan memberinya.” (HR Ibnu Majah).


Selain itu dalam hadits lainnya disebutkan bahwa orang yang berhaji dapat memberikan syafaat:


عَن أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ، رَفَعَهُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ الْحَاجُّ يَشْفَعُ فِي أَرْبَعِ مِائَةِ أَهْلِ بَيْتٍ، أَوْ قَالَ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، وَيَخْرُجُ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ 


Artinya, “Orang yang berhaji dapat memberikan syafaat kepada 400 orang keluarga atau keluarganya dan ia akan keluar dari dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR Al-Bazzar).


Akan tetapi sebaiknya tidak hanya meminta doa pada jamaah haji, tetapi yang juga penting adalah mendoakan jamaah haji agar ibadahnya makbul mabrur serta dapat kembali ke Tanah Air dengan selamat dan dalam keadaan sehat. 


Dan berikut doa yang diajarkan Rasulullah untuk mendoakan jamaah haji: 


 زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ


Zawwadakallâhut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta. 


Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan di mana pun kau berada.


Doa ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi.


وروينا في كتاب الترمذي، عن أنس رضي الله قال : جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: يارسول الله، إني أريد سفرا فزودني، فقال: "زودك الله التقوى"، قال: زدني، قال: "وغفر ذنبك"، قال: زدني، قال: "ويسر لك الخير حيثما كنت" قال الترمذي: حديث حسن


Artinya: “Diriwayatkan kepada kami pada Kitab At-Tirmidzi, dari Sahabat Anas RA. Ia bercerita bahwa seseorang mendatangi Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasul, aku hendak berpergian. Karenanya, berikanlah aku bekal,’ kata sahabat tersebut. ‘Zawwadakallâhut taqwâ,’ kata Rasulullah SAW. ‘Tambahkan lagi ya Rasul,’ kata sahabat itu. ‘Wa ghafara dzanbaka,’ kata Rasulullah SAW. ‘Tambahkan lagi ya Rasul,’ kata sahabat itu. ‘Wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta,’ jawab Rasulullah SAW. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa kualitas hadits ini hasan,” (*)

 


 


 

×
Berita Terbaru Update