Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jamaah Umrah Indonesia Diberangkatkan Bulan Depan

Friday, October 22, 2021 | 00:41 WIB Last Updated 2021-10-21T17:41:14Z

 

Jamaah Umrah memenuhi Masjidil Haram. (AP Photo)

HAJIMAKBUL.COM - Jamaah umrah asal Indonesia adiperkirakan sudah mulai mengalir ke Tanah Suci bulan November 2021 depan.  Saat ini tengah dilakukan persiapan untuk menyambut kedatangan tamu Allah tersebut setelah cukup lama vakum gegara pandemi Covid-19. Salah satu yang dilibatkan adalah PCI Muslimat Nahdlatul Ulama Arab Saudi.


Wakil Ketua Muslimat NU Arab Saudi, Rufinah Suryadi, saat dihubungi DutaIndonesia.com dan Global News di Jeddah, Rabu (20/10/2021), membenarkan sekarang di KJRI Jeddah tengah dilakukan proses persiapan untuk menyambut jamaah umrah asal Indonesia. Rufinah yang suaminya bekerja di KJRI juga membenarkan Muslimat ikut terlibat dalam proses tersebut.


Sementara untuk WNI yang sudah tinggal di Arab Saudi, kata Rufinah, sudah lancar. Termasuk anggota Muslimat NU juga sudah mulai melakukan ibadah umrah.  "Jamaah Umrah dari Indonesia bulan depan sudah bisa masuk. Sedang WNI di sini, sudah lancar," kata Rufinah. 


Dia juga mendapat kabar Menteri Tenaga Kerja    Ida Fauziyah dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akan ke Arab Saudi akhir bulan Oktober ini. "Dalam rangka tugas mempersiapkan umrah ini," katanya.


Syarat umrah sepengetahuan Rufinah harus sudah vaksin dua kali. Selain itu juga harus menunjukkan buktinya di aplikasi Tawakkalna yang terintegrasi dengan aplikasi milik Kementerian Kesehahan RI PeduliLindungi. "Ya, barkodenya bisa dibaca Tawakkalna," katanya.


Sementara itu, AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia), menggelar Mukernas di Kampung Maghfirah Bogor Jawa Barat, Rabu 20 Oktober 2021 dan Kamis 21 Oktober 2021, untuk menghadapi dibukanya umrah.  Dirut Atria Tour & Travel, Zainal Abidin SE, yang hadir dalam acara Mukernas itu, mengatakan, pihaknya optimistis jamaah umrah asal Indonesia bisa segera diberangkatkan.

 

"Semoga saja mulai besok atau bulan depan. Kemungkinan itu ada, tapi sementera ini masih prediksi. Dan kami tidak berani berspekulasi, khususnya bila ke jamaah, sehingga kami harus hati-hati bila memberi pernyataan. Meski demikian kami tetap optimistis," katanya.


Zainal yang juga anggota Dewan Kehormatan AMPHURI ini, mengatakan, dalam Mukernas, banyak peserta menanyakan, sejak muncul pemberitaan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beberapa hari lalu sampai saat ini belum ada perkembangan apa pun yang bersifat ketetapan formal dari Pemerintah Arab Saudi maupun Indonesia. Misalnya, yang banyak dipertanyakan, soal link barcode terkait vaksin, yang beberapa waktu lalu disebut belum terkoneksi dengan aplikasi Tawakalna milik Arab Saudi. "Semoga semua spekulasi dan harapan itu menjadi realita. Yang jelas kami optimistis," kata Zainal.


Harapan Menag


Sementara itu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) untuk benar-benar mematuhi protokol kesehatan (prokes) jika penyelenggaraan umrah bagi jamaah Indonesia sudah dibuka.  Pesan ini disampaikan Menag saat memberi sambutan pada Pembukaan Mukernas Amphuri (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia) tahun 2021 secara daring di Jakarta, Rabu (20/10/2021).


Menag menilai ada kaitan antara keberhasilan penyelenggaraan umrah dengan penyelenggaraan haji mendatang. "Saya sangat berharap PPIU benar-benar memastikan jamaah umrahnya mematuhi aturan dan Protokol Kesehatan yang berlaku," pesan Menag.


"Jangan sampai ada kejadian, hasil tes PCR negatif saat di tanah air, namun positif saat tiba di Arab Saudi. Entah karena proses tesnya atau karena tidak patuhnya pada prokes setelah tes di tanah air," lanjutnya.


Mukernas yang mengambil tema Adaptasi dan Sinergi ini diselenggarakan secara hybrid, daring dan luring. Muktamar berlangsung selama dua hari, 20-21 Oktober 2021, dan dipusatkan di Bogor, Jawa Barat.


Di hadapan peserta Mukernas, Menag mengajak seluruh PPIU dan PIHK untuk mendukung program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan di setiap lini.  Menag mengaku, saat ini Kemenag tengah menyusun prosedur baru untuk memitigasi hal-hal terkait pelaksanaan umrah pada masa pandemi.


"PPIU, kami minta untuk bekerjasama, kooperatif dalam mendukung prosedur baru tersebut. Kita tunjukkan kalau PPIU dan jamaah kita adalah jamaah yang patuh pada regulasi dan protokol kesehatan," ungkap Menag.


"Bersamaan dengan itu, pemerintah tetap melakukan diplomasi. Pada akhir Oktober ini, kami akan bertemu langsung dengan Pemerintah Arab Saudi untuk membawa misi ini," lanjutnya.


Di akhir sambutan, Menag berharap agar Mukernas Amphuri kali ini dapat memberikan sumbangsih solusi bagi penyelenggaraan haji dan umrah di masa datang.  "Saya berharap Mukernas AMPHURI kali ini memberikan sumbangsih dalam kepatuhan pada protokol dan regulasi, inovasi, peningkatan layanan, serta solusi atas tantangan  penyelenggaraan haji dan umrah masa kini dan mendatang," tandas Menag. 


Kesepakatan Kemenag-PPIU


Sebelumnya  Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag  menggelar focus group discussion (FGD) dengan asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). FGD membahas tentang skema penyelenggaraan ibadah umrah di masa pandemi.


Hadir Dirjen PHU Hilman Latief beserta jajarannya, Kapuskes Haji Kemenkes bersama Koordinator pada Direktorat Surveilance dan Karantina Kesehatan. Dari Asosiasi, hadir perwakilan Himpuh, Asphurindo, Amphuri, Kesthuri, Sapuhi, Ampuh, Gapura, dan Asphuri.


Menurut Hilman, penyelenggaraan ibadah umrah selama ini diselenggarakan oleh PPIU. Untuk itu, pihaknya perlu berdiskusi dengan mereka dalam merumuskan skema penyelenggaraan ibadah umrah di masa pandemi.


“Pertemuan ini menyepakati bahwa gelombang awal ibadah umrah di masa pandemi akan memberangkatkan para petugas PPIU dengan syarat sudah divaksin dosis lengkap dengan vaksin yang diterima otoritas kesehatan Arab Saudi,” terang Hilman di Jakarta, kemarin.


“Kesepakatan lainnya, PPIU yang berencana memberangkatkan, agar segera menyerahkan data jamaahnya kepada Ditjen PHU,” sambungnya.

Berikut kesepakatan yang dirumuskan dalam FGD antara Ditjen PHU Kemenag dengan Asosiasi PPIU:


1. Untuk pemberangkatan gelombang awal ibadah umrah, dilaksanakan dengan memberangkatkan para petugas PPIU dengan syarat sudah divaksinasi dosis lengkap dengan vaksin yang diterima otoritas kesehatan Arab Saudi;

2. PPIU yang berencana memberangkatkan, segera menyerahkan data jamaah umrah kepada Ditjen PHU; 

3. Untuk pemberangkatan dan pemulangan jamaah umrah dilakukan satu pintu melalui Asrama Haji Pondok Gede atau Bekasi;


4. Skema keberangkatan:

a. Jemaah umrah melakukan screening kesehatan 1x24 jam sebelum berangkat;

b. Pelaksanaan screening kesehatan meliputi pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan vaksinasi covid-19, meningitis, dan pemeriksaan swab PCR;

c. Asrama haji menyediakan akomodasi, konsumsi, dan transportasi untuk memfasilitasi keberangkatan jemaah;

d. Pengawasan pelaksanaan screening kesehatan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan;

e. Boarding, pemeriksaan imigrasi, dan pemeriksaan ICV dilaksanakan di Asrama Haji.


5. Skema kepulangan:

a. Melakukan pemeriksaan PCR di Arab Saudi maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan kepulangan

b. Saat kedatangan di Indonesia, jemaah dilakukan PCR (entry test);

c. Pelaksanaan karantina dilaksanakan di asrama haji selama 5x24 jam;

d. Asrama haji menyediakan akomodasi, konsumsi, dan transportasi bagi jemaah umrah saat kepulangan;

e. Saat hari ke-4 jemaah dilakukan PCR (exit test), dan bila hasilnya negatif, jemaah dapat pulang kembali ke rumah masing-masing. (gas/kmg)


 


 

 

 


 


×
Berita Terbaru Update