Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kongres HMI di Surabaya Sempat Ricuh, Polda Jatim Ajak Peserta ‘Bersandal’ Berwisata

Thursday, March 25, 2021 | 10:56 WIB Last Updated 2021-03-25T04:34:56Z
Kongres HMI di Surabaya sempat ricuh. (CNNIndonesia)

 HAJIMAKBUL.COM -  Kongres XXXI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) digelar di gedung Islamic Center Surabaya, Jawa Timur, Selasa hingga Rabu (24/3/2021). Kongres HMI ini mendapat perhatian serius  dari Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta. 


Saat Kongres HMI diwarnai kericuhan, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta didampingi Wakapolda Jatim dan Kabid Humas Kombes Pol Gatot Repli Handoko, memantau langsung jalannya sidang pleno sampai pukul 04.00 WIB pagi.  Polisi mengamankan enam peserta Kongres yang melakukan keributan di acara tersebut. Mereka diduga dari kader HMI yang tidak memiliki hak suara yang disebut bersandal, berkaos, dan bertopi. 


Kericuhan di arena kongres menyebabkan kaca pintu gedung pecah.  Selain itu kursi-kursi pun berantakan. Keenam peserta kongres itu diamankan karena diduga melemparkan kursi hingga menyebabkan pecahnya kaca pintu gedung tersebut. "Mereka langsung diperiksa," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta saat ditemui di lokasi kongres. 


Setelah situasinya terkendali, Kongres pun dilanjutkan untuk memilih ketua umum pada Rabu malam. Tiga dari tujuh kandidat Ketua Umum HMI menggelar jumpa pers menjelang pemilihan ketua umum. Mereka menyatakan tidak ingin terjadi dualisme di tubuh organisasi yang berdiri sejak 5 Februari 1947 itu. Ketiga kandidat itu masing-masing adalah M. Nur Aris Shoim, Taufan Tuarita, dan Hassan Basri Baso. 


Mereka mengungkapkan molornya pelaksanaan Kongres HMI XXXI di Surabaya, yang semula dijadwalkan sejak tanggal 17 dan semestinya berakhir 22 Maret 2021,  disebabkan ada pihak eksternal yang turut hadir di dalam forum kongres.


"Sesuai tata tertib, kongres semestinya hanya dihadiri peserta utusan dari cabang-cabang HMI, dengan aturan memakai sepatu dan kemeja. Tapi ada pihak eksternal yang turut hadir dalam kongres, dengan memakai sandal, busana kaos dan bertopi," kata Hassan, mewakili dua rekannya dalam konferensi pers di Surabaya, Rabu petang.


Menurutnya, dengan kehadiran pihak eksternal itulah pada Selasa malam terjadi kericuhan saat kongres berlangsung, menyebabkan enam orang harus berurusan dengan polisi dan hingga kini ditahan di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.  Hassan menyebut, dengan kehadiran pihak eksternal di dalam kongres, ada upaya memecah belah tubuh organisasi HMI. "Kalau kami tegas menginginkan tidak ada perpecahan apalagi sampai terjadi dualisme di dalam organisasi HMI," ucapnya.


Untuk itu dia mendorong panitia Kongres XXXI HMI bisa bertindak tegas dengan  tidak mengizinkan pihak eksternal turut campur apalagi sampai menghadiri berbagai sidang yang digelar. "Kongres ini keputusan tertinggi. Tidak boleh dimasuki eksternal. Kalau panitia tidak bisa berindak tegas, kongres tidak akan pernah selesai. Padahal kami ingin sidang selesai di Surabaya," tuturnya. 


Senada, Taufan Tuarita berharap ada rekonsiliasi yang baik dalam Kongres XXXI HMI di Surabaya agar tidak terjadi perpecahan. "Apapun dinamika yang terjadi di forum, intinya HMI harus tetap satu dan tidak terbagi-bagi," ucapnya. 


M. Nur Aris Shoim menandaskan Kongres XXXI HMI di Surabaya harus memunculkan pemimpin yang bisa merangkul sehingga kedepan tidak terjadi dualisme. "Mudah-mudahan bisa ditindaklanjuti dalam Kongres XXXI HMI di Surabaya, dengan melahirkan sosok dan pemimpin baru di HMI," katanya. 


Tuan Rumah yang Baik

Sementara itu sebanyak 1.303 kader HMI asal Sulawesi  datang ke Surabaya untuk mengikuti Kongres XXXI. Namun, mereka tak diizinkan masuk karena bukan peserta yang terdaftar.  Ribuan mahasiswa ini pun sempat merangsek masuk dan menerobos penjagaan dari polisi. Namun polisi menghadangnya agar tidak masuk ke ruangan kongres hingga menimbulkan kerumunan yang melanggar protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Keributan kecil pun tak terhindarkan.


Selama di Surabaya, ribuan mahasiswa ini ditampung Forkopimda Jatim. Ada sejumlah asrama milik TNI AD, AU dan AL yang digunakan, asrama milik Pemprov Jatim seperti di Islamic Center hingga di BPSDM. Sementara polisi menampung mahasiswa ini di Pusdik Brimob Mojokerto.


Selain diberi sejumlah fasilitas mulai dari transportasi, makanan, hingga alat mandi, ternyata para mahasiswa juga diajak untuk mencicipi wisata di Jatim.  Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko menerangkan kader non peserta kongres XXXI HMI dari Sulawesi khususnya Sinjai dan Janeponto yang diinapkan di Faslad Lanud Juanda diajak jalan-jalan ke Kota Batu. "Mereka kita ajak jalan ke Batu, Malang ke museum angkot dan ke pusat oleh-oleh Batu," kata Gatot di Surabaya, Rabu (24/3/2021).


Gatot menambahkan para mahasiswa ini ke Batu menggunakan dua bus dengan mendapat kawalan dari anggota Ditreskrimum Polda Jatim. Bus pertama ditumpangi massa HMI cabang Sinjai sebanyak 41 orang, dan bus kedua ditumpangi massa HMI cabang Janeponto sebanyak 29 orang. 


Selain ke Batu, Gatot mengatakan rombongan mahasiswa dari Sulawesi ini ada yang diajak ke Bromo, ziarah ke Makam Sunan Ampel, mengunjungi situs Majapahit Trowulan, hingga makan di restoran. Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengatakan pihaknya bersama Forkopimda Jatim berusaha menjadi tuan rumah yang baik. Para mahasiswa ini diberi sejumlah fasilitas mulai dari penginapan hingga kebutuhan pokok seperti makanan dan keperluan mandi.


"Ibu Gubernur, Pangdam dan Danlanud semuanya mendukung jadi mereka kita beri penginapan di tempat kami dan kami atensi untuk akomodasi, konsumsi dan semuanya," ungkap Nico.


"Bahkan kami siapkan mobil untuk mereka ke lokasi kongres melihat jalannya kongres secara bergantian. Sampai sekarang tidak ada permasalahan. Mereka ingin melihat kami akomodir dan diterima panitia. Kita mencegah semuanya ke sini karena kita menegakkan protokol kesehatan," tambahnya.


Nico mengakui sempat ada kejadian ribuan mahasiswa yang mendesak ingin masuk ke lokasi. Tak hanya itu, kongres HMI ricuh sempat terjadi mulai pelemparan kursi dan kerusakan kaca. Namun kini semuanya sudah berjalan kondusif.


"Semuanya ingin ke sini melihat jalannya kongres sedangkan aturannya yang menjadi utusan resmi itu lah yang boleh masuk, dan mereka mengerti. Secara umum memang ada insiden kecil terkait mekanisme di dalam persidangan atau kongres tapi sudah kita amankan. Sekarang sidang berlanjut di tahap pleno 3," lanjut Nico. Di kesempatan yang sama, Nico berharap kader HMI bisa menyelesaikan kongres dengan baik hingga terpilih ketua umum. Karena batas waktu digelarnya kongres hanya Rabu malam. (ara/det)

 




×
Berita Terbaru Update