Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Enaknya Mencium Hajar Aswad Usai Musim Haji

Thursday, September 19, 2019 | 10:43 WIB Last Updated 2019-09-19T03:43:16Z

HAJIMAKBUL.COM - Melihat suasana pasca-masa operasional haji 1440H/2019M yang sudah berakhir mengingatkan saya saat umrah akhir Januari tiga tahun lalu. Musim liburan orang Arab membuat warga di sana memilih umrah. Ibadah sekaligus berlibur.

Maka, kawasan Masjidil Haram pun sangat padat. Hampir mirip haji--itu penilaian saya yang mungkin berlebihan. Namun saya merasakan jamaah umrah di musim liburan orang Arab membludak. Karena itu  impian untuk mencium Hajar Aswad adalah mustahil kecuali mendapat restu Allah SWT. Saat itu, saya hampir saja bisa mencium Hajar Aswad. Tapi gagal.

Tubuh saya sudah ada di depan batu surga itu, tinggal memasukkan kepala untuk menciumnya. Tapi saya terjengkang. Tangan kiri saya yang sakit karena habis kecelakaan di Purwosari sebulan sebelumnya tak kuat menahan desakan orang-orang yang berebut ingin mencium Hajar Aswad. Karena itu saya memimpikan bisa umrah lagi setiap melihat suasana sekitar Kakbah seperti sekarang ini. Saat musim haji baru saja berakhir. 

Kloter terakhir jamaah haji Indonesia meninggalkan kota Madinah kembali ke Tanah Air pada  Minggu 15 September 2019 lalu.

Kota Makkah mulai sepi. Masjidil Haram pun lengang. Sepi kota ini hanya sebentar sebab beberapa jamaah umrah dari Indonesia dan Malaysia sudah mulai berdatangan lagi. Mereka tampak melakukan ibadah umrah di Masjidil Haram.

Namun area tawaf (mathaf) tampak masih longgar. Tidak seperti beberapa hari lalu. Saat musim haji belum berlalu.

Saat ini kesempatan untuk beribadah di sekitar Kakbah semakin luas. Bahkan, sejak pagi hingga masuk waktu Dzuhur, petugas Masjidil Haram mengatur jamaah untuk membentuk antrean mencium Hajar Aswad. Tertib. Tak semrawut. Tak bersikutsikutan. Tidak uyel-uyelan.

Sebagian jamaah melakukan tawaf, sebagian lain salat sunnah di maqam-maqam mustajabah, seperti Hijir Ismail dan Maqam Ibrahim. Lalu antrean Hajar Aswad memanjang hanya sekitar 60 meter. Ujung antrean ada di pintu masuk Hijir Ismail, memanjang ke arah Rukun Yamani baru memutar ke sudut Hajar Aswad. Lama mengantre dari Hijir Ismail sampai Hajar Aswad sekitar 15 menit. Petugas mengatur giliran dan hanya memberi kesempatan jamaah untuk satu kali kecupan saat mencium Hajar Aswad lalu segera keluar. 

Suasana di sekitar Hajar Aswad yang biasanya penuh dengan orang-orang berdesakan pun menjadi teratur. Para jamaah berkesempatan untuk mencium Hajar Aswad dengan tertib dan tenang. Bahkan, tidak jarang jamaah yang sudah berkesempatan untuk mencium, kembali lagi mengantre agar bisa mencium Hajar Aswad yang kedua atau bahkan ketiga kali.

Masuk waktu Dzuhur, antrean distop. Jamaah diminta untuk membentuk barisan shaf shaf salat berjamaah. Menunggu iqamah, tampak petugas membersihkan Hajar Aswad dan Rukun Yamani, lalu kembali melumurinya dengan minyak wangi.

Selepas Dzuhur, antrean belum lagi diberlakukan tapi jamaah kembali berebut ingin mencium Hajar Aswad. Tapi tertib. Teratur. Umat Islam memang harus teratur. Juga selalu tertib. (gas/okz)

×
Berita Terbaru Update