Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Renovasi Mina, Arab Saudi Memugar Gunung untuk Jamaah Indonesia

Tuesday, August 20, 2019 | 08:48 WIB Last Updated 2019-08-20T01:48:27Z

Rapat membahas masalah renovasi Mina.

HAJIMAKBUL.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengharap Arab Saudi mempercepat renovasi di kawasan Mina. Lokasi yang menjadi tempat puncak ritual haji ini penting dibikin nyaman bagi jamaah yang tengah beribadah. Karena itu, perlu melakukan RENOVASI MINA.

Rupanya harapan Lukman ini mendapat respon dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi setelah Senin (19/8/2019) kemarin Bidang Masyair Kementerian Haji dan Umrah Saudi mengundang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk membahas rencana peningkatan kualitas manasik dan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Pertemuan untuk menindaklanjuti hasil dialog Menag Lukman dengan Menteri Haji dan Umrah Saudi, Muhammad bin Saleh Banten ini digelar di Kantor Kementerian Haji Cabang Awaly, Makkah.

Tampak di forum itu, antara lain Misi Haji Indonesia, Ketua PPIH Arab Saudi Endang Djumali, Kepala Bidang Perlindungan Jemaah dan Satuan Operasional Armuzna Jaetul Muchlis, Kabid Transportasi Asep Subhana, dan tim Bidang Ibadah Daker Makkah. Sementara pihak Arab Saudi hadir Penasehat Khusus Bidang Masyair Syeikh Muhamad Mihrab Jam, Anggota Penasehat Bidang Masyair Syeikh Dr. Muhyi Zakaria Bukhori, dan anggota Syeikh Hani Ali Qurban.

Dalam pertemuan itu terungkap rencana Arab Saudi yang akan MEMUGAR GUNUNG DI MINA. Khususnya  yang berdekatan dengan Mina Jadid sehingga bisa digunakan untuk jamaah Indonesia.

"Saudi juga akan memberikan tempat yang biasa dipakai negara-negara Afrika agar secara khusus dapat digunakan jamaah haji Indonesia," kata Endang Djumali, Senin (19/08/2019).

Endang mengatakan, Kementerian Haji dan Umrah juga akan menggelar workshop bersama penyusunan fatwa manasik. Workshop ini rencananya diikuti oleh para Syeikh Saudi, Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia, serta  stakeholder lain yang relevan dalam upaya peningkatan kualitas manasik haji. 

"Rencana ini akan dimulai langsung setelah musim haji berakhir, yaitu bulan Oktober atau November. Ini sejalan dengan arahan Menag Lukman untuk mencanangkan peningkatan kualitas manasik jamaah pada penyelenggaraan haji 1441H," jelasnya.

Menurut Endang, Arab Saudi juga memberikan penawaran tambahan kuota haji Indonesia hingga mencapai 250ribu. Namun, itu baru akan direalisasikan setelah perbaikan dan penambahan ruang bagi jamaah di Mina.  "Mewakili Pemerintah, Menag mengikhtiarkan perbaikan di Mina sejak lima tahun terakhir. Semoga ini bisa segera direalisasikan," kata Endang.

Enam kali menjadi Amirul Hajj, Menag Lukman terus menyuarakan perbaikan fasilitas di Mina. Aspirasi itu paling akhir disampaikan Menag saat bertemu Gubernur Makkah yang juga penasihat raja, Rais Lajnah Markaziyah (Ketua Komite Haji Pusat) dan Wakil/Naib Lajnat al-Hajj al-Ulya (Wakil Ketua Komite Tertinggi Penyelenggaraan Haji). Pertemuan yang berlangsung 11 Zulhijjah 1440H atau 12 Agustus 2019 itu merupakan kali pertama terjadi antara Menag dengan Gubernur Makkah.

Amirul Hajj pun meminta penambahan daya tampung tenda-tenda dan toilet di Mina bagi jamaah Indonesia. Caranya dengan meningkatkan bangunan tenda dan toilet.

Gubernur Makkah merespon positif usulan Menag. Menurutnya, saat ini sudah dibentuk Lembaga atau Dewan Khusus proyek Mina dan Arafah. Dewan ini diketuai langsung oleh Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman.

Usulan yang sama disampaikan Menag saat bertemu Menteri Haji dan Umrah Muhammad bin Salih Banten, 10 Zulhijjah 1440H. Dalam pertemuan tersebut, Menag juga menekankan semakin mendesaknya kebutuhan memperbanyak daya tampung kapasitas tenda-tenda dan toilet di Mina. Menag berharap tenda dan toilet di Mina dapat dibangun bertingkat.

Menteri Haji dan Umrah berjanji akan memperhatikan usulan Indonesia. Menurut Mohammad bin Salih Banten, Pemerintah Arab Saudi benar-benar menaruh perhatian serius kepada Indonesia karena jumlah jamaahnya terbesar di dunia. Salah satunya dengan menerima usulan RENOVASI MINA.

Iyab, Pemulangan Cepat

Selain itu juga soal kecepatan layanan bagi jamaah haji Indonesia. Setelah program fast track bagi jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci dinilai berhasil, tahun ini ada inovasi baru yaitu mulai diberlakukannya program Iyab. Program Iyab ini kebalikan dari program fast track yaitu ketika jamaah haji meninggalkan Tanah Air menuju Tanah Suci, mereka melalui jalur cepat, tidak lagi melakukan proses pengurusan imigrasi di bandara atau embarkasi di Tanah Air.

“Program Iyab ini sebaliknya, ketika jamaah haji meninggalkan bandara King Abdul Aziz Jeddah ke Tanah Air, jamaah tidak melakukan proses keimigrasian seperti perekaman biometrik, sidik jari dan lainnya, jamaah setibanya di bandara bisa langsung masuk pesawat,” kata Menag yang juga Amirul Hajj 1440H/2019 saat tiba di Jakarta dari Tanah Suci, Senin (19/08/2019).

Kedatangan Menag selaku Amirul Hajj di Tanah Air disambut Sekjen Kemenag M. Nur Kholis Setiawan, sejumlah pejabat eselon II, dan Kakanwil Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. “Program Iyab ini memang masih uji coba pada kloter-kloter tertentu, karena sifatnya masih uji coba. Tahun depan, mudah-mudahan bisa dilaksanakan lebih luas lagi. Sehingga dua sisi proses keimigrasian tersebut, dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pelayanan jemaah haji kita khususnya pada saat  keberangkatan menuju ke Tanah Suci dan meninggalkan Tanah Suci menuju Tanah Air,” imbuhnya.

Sebelumnya,  Kepala PPIH Daerah Kerja Makkah Subhan Cholid mengakan, pada waktu kedatangan, sudah ada program fast track. Di mana, proses imigrasi dilakukan di Tanah Air sehingga saat tiba di Jeddah atau Madinah, jamaah tidak lagi melalui pemeriksaan imigrasi.  “Ini mempercepat waktu tunggu dan waktu antrean sehingga mengurangi lelah jemaah,” kata Subhan.

Kemudian, Arab Saudi mulai tahun ini  melakukan uji coba hal serupa. Tetapi, terkait proses pemulangannya.  “Mereka sebut Iyab. Iyab itu bahasa Arab artinya 'pulang' atau 'balik' sedangkan Dihab itu pergi. Nah, itu mereka akan mencoba tahun ini sejak pemulangan pertama dimulai dari Kloter JKS 4 pada 17 Agustus hingga 28 Agustus. Sebelas hari,” kata Subhan.

Menurut Subhan, tidak hanya orang yang akan melalui program Iyab, tetapi bagasinya juga. Ini juga bertujuan untuk memudahkan jamaah. (mch/hud)

×
Berita Terbaru Update