Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

MegaDialog Antar-Peradaban Itu Bernama Haji

Thursday, August 1, 2019 | 07:42 WIB Last Updated 2019-08-01T00:42:36Z
                       Foto: kemenag.go.id
"Haji merupakan sebuah diplomasi yang begitu dahsyat. Karena, dalam penyelenggara haji ini terjadi dialog antarperadaban, antarbudaya, dan antarkultur."

HAJIMAKBUL.COM - Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, menunjukkan bagaimana Islam sangat menghargai dialog ketika Beliau mengunjungi  tim Media Center Haji (MCH) 2019, di Kantor Daerah Kerja Makkah, untuk berdiskusi dengan awak media.
“Islam sangat menghargai sebuah dialog. Dialog antarkultur, antarbudaya, dan antarperadaban. Bukan membenturkan peradaban yang ada di dunia ini,” kata Agus, Selasa (30/07/2019) lalu.
Beliau menambahkan, saat ini bisa disebut masa keemasan hubungan diplomasi antara Arab Saudi dan Indonesia. Penghargaan Arab Saudi terhadap Indonesia membuahkan penambahan kuota haji hingga prioritas pemberian fasilitas bagi jamaah. Lalu jamaah haji Indonesia juga selalu menjadi pihak pertama yang berhak menikmati inovasi-inovasi pelayanan haji dari Kerajaan Arab Saudi.  
Contohnya Toriq Makkah atau Makkah Road.  Ini megaproyek inovasi dari pemerintah Arab Saudi, di mana layanan fast track menjadi salah satu bagiannya. 
“Indonesia menjadi penikmat pertama tahun lalu. Sekarang ada lima negara  yaitu Malaysia, Pakistan, Bangladesh, Tunisia, dan Indonesia. Lima negara ini mendapat privilage atau istimewa dari Saudi,” katanya. 
Arab Saudi sendiri menilai keberadaan jamaah haji Indonesia membantunya untuk menebarkan cara berislam yang moderat. Saat ini, lanjut Agus, Arab Saudi ingin mengirimkan pesan bahwa mereka mulai menguatkan  citra Islam  agama yang moderat. Pada konteks inilah dialog diplomasi terjadi antara Arab Saudi dan Indonesia.
 “Indonesia sudah begitu expert menegakkan Islam moderat. Islam hanya mengenal satu bahasa, bahasa perdamaian,” katanya. 
Agus mengatakan, Indonesia sebagai negara pengirim jamaah haji terbesar, kerap memperoleh apresiasi dari pihak Arab Saudi. “Kami sudah banyak bertemu dengan petinggi-petingi Saudi, Indonesia dijadikan role model, sebagai percontohan jamaah haji. Saudi sudah memberikan label jamaah haji Indonesia paling disiplin dan sopan,” ujar Agus. 
Apresiasi semakin nyata ketika  beberapa pekan lalu Gubernur Madinah Pangeran Faisal Bin Salman menjemput langsung jamaah haji Indonesia di Bandara Madinah. “Ada kata-kata Pangeran Faisal yang saya ingat. Indonesia adalah jamaah haji di dunia yang paling rapi, tertib, dan disiplin,” jelas Agus. 
Laboratorium Moderasi Beragama
Sama dengan Agus Maftuh Abegeibiril, Pengendali Bidang Ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Oman Fathurahman, mengatakan ibadah haji merupakan tempat diujinya keragaman umat muslim. Ibadah haji  semacam laboratorium guna menguji bagaimana muslim bisa menerima keragaman tersebut.
"Kemenag, khususnya Menteri Agama sejak tiga  sampai empat tahun terakhir punya gagasan moderasi beragama. Dan ibadah haji jadi ujian paling nyata bagi kita sendiri,  aparat Kemenag maupun jamaah. Sejauh mana kita menerapkan sikap moderat dalam beragama,” katanya. 
Filolog UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menjelaskan, saat berhaji tampak yang dilihat bukan hanya keragaman Indonesia. Tapi juga keragaman umat muslim se-dunia. 
“Prinsipnya harus berilmu, berbudi, berhati hati, empati kepada orang lain. Moderat artinya kita yakin pada praktik yang kita yakini. Dan menghargai orang lain. Dan di haji itu betul-betul harus diuji. Bisa atau tidak kita moderat dalam beragama,” katanya.
Warisan sikap moderat yang muncul kala berhaji menurut Oman telah diberikan oleh para ulama nusantara. Warisan itu antara lain dari Syeikh Abdul Singkal asal Aceh. Beliau tinggal 19 tahun di Makkah dan Madinah. 
“Awalnya untuk berhaji saja. Tetapi kemudian tinggal dengan guru dari Kurdistan, India dan Afrika. Tempat bertemunya keragaman. Membawa cara pandang yang moderat ketika pulang dari tanah air. Itu warisan untuk kita dari ulama nusantara,” katanya.. (MCH/kmg)
×
Berita Terbaru Update