Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perpustakaan Pertama Karya Para Alawiyyin (Keturunan Nabi) Diresmikan

Sunday, June 30, 2019 | 03:30 WIB Last Updated 2019-06-29T20:30:21Z

HAJIMAKBUL.COM - Menteri Agama (Menag)  Lukman Hakim Saifuddin meresmikan Maktabah (perpustakaan)  Kanzul Hikmah, Majelis Hikmah Alawiyah, di Jalan Kalibata Timur Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (29/06/2019).
Acara itu dihadiri Ketua Umum Majelis Hikmah Alawiyah, Habib Ahmad bin Novel bin Jindan, dan Dewan Pembina Majelis Hikmah Alawiyah Prof. Quraish Shihab. 
Dalam kesempatan itu, Habib Ahmad bin Novel bin Jindan, mengatakan, Maktabah Kanzul Hikmah merupakan perpustakaan pertama di Indonesia yang fokus pada karya-karya Alawiyin dan karya ulama yang berhubungan dengan Alawiyyin. Saat ini Maktabah Kanzul Hikmah telah memiliki koleksi buku mencapai 12.000 judul. 
"Dari 12.000 judul tersebut, banyak yang masih berupa teks tulisan tangan atau manuskrip yang didapat dari perpustakaan pribadi," ujarnya.
Alawiyyin sendiri merupakan sebutan yang merujuk kepada keturunan Imam Al Arifbillah Asy Syarif Alawi bin Ubaidillah bin Al Imam Ahmad Al Muhajir. Sang ulama merupakan keturunan dari Nabi Muhammad SAW.
Dari keturunan Imam Al Arifbillah Asy Syarif Alawi bin Ubaidillah bin Al Imam Ahmad Al Muhajir inilah dakwah Islam kemudian menyebar ke nusantara melalui peran Walisongo dan juga orang-orang saleh yang bermukim di Nusantara sejak beratus tahun silam.
Para keturunan  (Saadah) Alawiyyin juga banyak melahirkan kitab-kitab agama yang memiliki kandungan ilmu sangat tinggi. Kitab-kitab tersebut kini menjadi warisan yang sangat berharga bagi generasi penerus dakwah Islam seperti yang berada di Maktabah Kanzul Hikmah milik Majelis Hikmah Alawiyah tersebut.
Menag Lukman mengatakan, Maktabah Kanzul Hikmah tidak hanya menghadirkan kitab-kitab yang sangat penting. Lebih dari itu, Maktabah ini juga ruang dakwah agar berbagai macam ilmu yang ada dalam kitab kitab itu bisa ditransformasikan kepada generasi muda. 
"Dan inilah cara bagaimana ilmu itu senantiasa terjaga, terpelihara, terdokumentasi dengan baik dan mudah diakses. Sehingga ada persambungan sanad dari para pendahulu sampai generasi mendatang," kata Menag. 
Menag sempat meninjau perpustakaan yang mengoleksi berbagai jenis kitab, mulai dari Fikih, Kitab Kuning, Kitab Maulid, Kitab Manakib hingga buku buku yang berisi pemikiran para ilmuwan Islam itu.
Penyebaran Islam Nusantara
Menurut Menag, peran saâdah dan asyrâf dalam penyiaran agama Islam di Indonesia menjadi fakta sejarah yang tidak terbantahkan, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan.  Dengan perantara mereka agama Islam tersiar di Nusantara. Sejak itu, Indonesia dikenal menjadi model penyebaran dakwah yang damai, tidak dengan senjata dan kekerasan. 
"Keramahan yang menjadi karakter dasar bangsa Indonesia dan kearifan para da`i penyebar Islam yang banyak berasal dari keturunan Arab, melahirkan wajah Islam Indonesia yang damai, moderat dan toleran," kata Lukman.
Bahkan, kata Menag,  bukan hanya peran keagamaan, tetapi peran kebangsaan juga telah dilakukan oleh para keturunan Arab, terutama dari Hadramaut. (huda sabily)


×
Berita Terbaru Update