Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kontroversi Opick Simpan Rambut Nabi dan Cara Mencintai Rasulullah SAW

Monday, May 13, 2019 | 08:43 WIB Last Updated 2019-05-13T02:00:52Z





HAJIMAKBUL.COM - Setiap muslim pasti ingin selalu dekat dengan Nabi Muhammad SAW sebab Beliau Rasulullah. Utusan dan kekasih Allah SWT. Namun, cara mendekatkan diri dengan Rasulullah harus sesuai syariat Islam atau tuntunan yang sudah diberikan Nabi SAW sendiri. 
Dan hal itu tidak harus secara fisik dekat dengan Nabi atau, misalnya, kalau masih ada bagian anggota tubuh Nabi serta benda-benda peninggalan Beliau, melainkan bisa dilakukan dengan cara mencintai Beliau, bersalawat untuk Beliau.

Saat ini sedang terjadi polemik soal Opick 'Tombo Ati' yang mengaku menyimpan rambut Nabi Muhammad SAW. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mempertanyakan apa benar itu rambut Kanjeng Nabi. Dan kalau benar, untuk apa? 





Opick mengaku mendapatkan rambut Rasulullah SAW itu dari Turki. Yakni dari Dewan Ulama Thariqah Internasional dari Pemerintah Turki. Yunahar Ilyas selaku wakil ketua Majelis Ulama Indonesia sempat mempertanyakan asal maupun manfaat sehelai rambut tersebut. 

"Kalaupun iya itu rambut Nabi, lalu untuk apa? Pertanyaannya untuk apa? Kalau baju, sandal, serban, dan sejenisnya bisa dilihat aspek budayanya. Nah, rambut untuk apa? Ya, Nabi mengatakan, 'Aku tidak mewariskan apa-apa kecuali Al Quran dan As-Sunnah.' Yang penting itu bukan rambut atau warisan fisik Nabi, tapi Al Quran dan As-Sunnah," ujar Yunahar Kamis (9/5/2019).

Opick pun angkat bicara. Dia menjelaskan bahwa tak ada pertentangan antara dirinya dengan pihak MUI. Bahkan Opick sepakat dengan statement Yunahar Ilyas bahwa yang patut diwariskan Nabi Muhammad adalah Al Quran dan Sunnah. 

"Ya harus ke sana (MUI) mereka orang mulia, orang hebat. Ke sana tapi saya aja, kiai-kiai nggak usah. Silaturahmi. Karena sebenarnya nggak ada pertentangan, nggak ada kontra. Mereka para ulama di MUI cuma ngomong bahwa yang diwariskan Quran dan sunnah," kata Opick saat memberikan pernyataan di rumahnya kawasan Pulo Gebang, Jakarta Timur, Minggu (12/5/2019). 

"Iya kita sepakat bahwa yang diwariskan cuma itu. Tapi ini ada sahabat-sahabat yang memegang rambut. Sebetulnya nggak ada masalah sama sekali. Kalau masalah kan kayak Andre, menghina, terus berbuat salah dan minta maaf, kalau ini nggak ada. Ini hanya mereka berpendapat," tambahnya. 

Dengan pernyataan dari MUI itu Opick sempat merasa diragukan memegang sehelai rambut Rasullulah SAW. Tapi lataran sudah dipegangnya dia anggap sudah menjadi takdir. 
"Opicknya ini anak band, tapi Allah takdirkan itu ya sudah gitu. Allah coba amanahkan ke saya. Tapi Allah takdirkan itu ya sudah gitu. Allah coba amanahkan ke saya," tukasnya tersenyum. 

Opick masih berbahagia lantaran mendapat kepercayaan menjaga rambut Muhammad SAW. Bahkan Opick sampai malas bernyanyi. 

Diakuinya saat ini dia lebih baik berzikir di dekat rambut yang dijaga ketat tersebut. 
"Tapi saya sejak ada rambut ini jadi agak malas nyanyi, maunya dzikiran saja. Jadi kayak senang saja, nggak mau ke mana-mana, maunya di rumah saja," ujar Opick.

Meski demikian Opick mengaku mendapatkan inspirasi dari rambut itu dalam berkarya. Memang Opick akui sebelum sehelai tiba di kediamannya dia sempat menulis syair bertemakan kerinduan kepada Rasullulah. 

"Ya, pastilah (terinspirasi). Sebelum rambut ini datang juga kita kan nulis kerinduan-kerinduan kepada Rasulullah lewat syair-syair," tambahnya. 

Sebelumnya Opick melakukan perjalanan singkat ke Turki. Yang menarik dia pulang membawa sehelai rambut yang diklaim milik Nabi Muhammad SAW. Selama ini benda-benda peninggalan Rasulullah  memang disebut tersimpan rapi di sebuah museum di Istanbul. 





Seperti dilansir dari Topkapisarayi, Selasa (20/11/2018), beberapa peninggalan Nabi Muhammad itu berupa jubah hingga pedang untuk berperang. Benda pusaka tersebut bisa dijumpai di Museum Kopkapi, dan tersimpan apik di ruangan khusus bernama Pavilion of Holy Mantle dan Holy Relics. Benda itu antara lain:

Jubah

Barang utama di dalam ruangan ini adalah jubah atau mantel peninggalan Nabi Muhammad SAW. Awalnya jubah ini belum ada di ruangan tersebut. Sempat dijaga oleh kaum Abbasiyah di Mesir, lalu karena adanya serangan oleh Usmaniyah pada 1517, jubah milik Beliau ini dipindahkan ke Istanbul.

Pedang

Benda ini adalah senjata yang sering digunakan oleh Nabi Muhammad SAW ketika melawan para musuhnya di beberapa tempat. Yang paling populer yaitu pedang Al Ma’thur, pedang yang dimiliki beliau sebelum menerima wahyu pertama di Mekah. Pedang ini merupakan pedang peninggalan dari ayah beliau. Dengan panjang sekitar 100 cm, pegangannya terbuat dari emas dan berbentuk dua kepala ular. Keberadaan pedang ini ada di Museum Topkapi, Istanbul.

Helai Janggut  dan Patahan Gigi

Helai rambut Nabi Muhammad SAW dapat ditemui di dalam Museum Topkapi juga. Helai ini merupakan helai janggut milik Nabi Muhammad SAW yang sudah tersimpan rapi. Kemudian patahan gigi tersebut merupakan gigi Nabi Muhammad SAW.

Patahan gigi ini merupakan patahan yang didapat ketika Perang Ubud pada 19 Maret 625. Patahan ini dapat dijumpai di museum yang sudah disebutkan sebelumnya.

Semasa hidupnya, mulai dari pedang milik beliau, penampang atau baki, tongkat, baju dan mantel, sajadah, jejak kaki, serta peti harta karun milik anak perempuan Nabi Muhammad SAW, Fatimah. Semua benda tersebut bisa ditemui di Museum Topkapi, Istanbul.

Cara Mencintai Nabi

Namun mencintai Nabi SAW tak harus dengan menyimpan benda itu. Ada beberapa cara untuk mencintai Rasulullah SAW seperti dikutip dari republika.co.id.





Pertama, berkeinginan kuat untuk bertemu dan berkumpul bersama Nabi. Bagi Muslim generasi setelah sahabat termasuk generasi sekarang yang tidak memiliki kesempatan bertemu dengan sang Nabi, mesti berharap agar dikumpulkan bersama Nabi di Jannah Firdaus yang Allah SWT janjikan kepada orang-orang saleh dan muttaqin. Yakni, dengan cara melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi setiap larangan-Nya.

Kedua, menaati Beliau dengan menjalankan sunnahnya dan mengikuti setiap ajarannya. Allah SWT menegaskan, dengan menaati Nabi, berarti telah menaati Allah. Melaksanakan sunah Nabi memiliki keistimewaan dan memberi kebahagiaan tersendiri. Selain merasa dekat dengan Nabi, secara saintis sunah-sunah Nabi memiliki efek menyehatkan.

Shalat Tahajud misalnya, sebuah penelitian membuktikan bahwa aktivitas selepas bangun tidur pada waktu sepertiga malam (kira-kira pukul 02.00 sampai pukul 04.00) dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesehatan. Shalat Tahajud menjadi terapi pengobatan terbaik dari berbagai macam penyakit. Karena itu, orang-orang yang membiasakan diri untuk Tahajud akan memiliki daya tahan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit.

Nabi SAW bersabda, “Dirikanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh.” (HR Tirmidzi).
Ketiga, memperbanyak shalawat kepadanya. Nabi bersabda, "Barang siapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR Muslim). 

Allah SWT senantiasa melindungi dan merahmati mereka yang bershalawat kepada Nabi. Bahkan dengan memperbanyak shalawat, mempermudah setiap urusan duniawi.





Keempat, mencintai orang-orang yang dicintai Nabi. Jika Nabi mencintai para sahabatnya, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dll, serta para istri dan keturunannya, sudah sepatutnya seorang Muslim mencintai mereka pula.

Kelima, mengikuti akhlaknya. Tidak dipungkiri bahwa Nabi SAW memiliki akhlak yang mulia. Firman Allah SWT dalam QS al-Qalam ayat 4, 

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berakhlak yang agung.” Salah satu tugas Nabi diutus, yakni untuk menyempurnakan akhlak. Nabi bersabda, “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Bukhari)

Bukti-bukti cinta ini perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari setiap Muslim. Keluhuran akhlak Beliau dapat menjadi standar dasar akhlak yang harus dimiliki. Dengan menunjukkan bukti mencintai Nabi, semoga kelak dikumpulkan bersamanya di jannah Allah nanti. Wallahu a’lam. (Nur Fakih)




×
Berita Terbaru Update