Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Berjuang Mencium Hajar Aswad: Hati-hati Hadapi Joki Hajar Aswad (3)

Saturday, February 16, 2019 | 07:15 WIB Last Updated 2019-02-16T17:07:01Z
Banyaknya jamaah ingin mencium Hajar Aswad memicu adanya perjokian. Hati-hati ya bila dirayu si joki ini.




HAJI MAKBUL.COM- Ustad Nur Fakih--silakan dibaca di tulisan sebelumnya-- mungkin bisa disebut korban penipu berkedok joki Hajar Aswad. Ini dua perbuatan yang dilarang. Pertama, menipu dilarang agama dan negara. Kedua, menjadi joki dilarang oleh pemerintah Arab Saudi--meski tidak bisa dihilangkan sepenuhnya.

Seperti joki ujian nasional atau joki tri in one, joki Hajar Aswad juga dilarang sebab percaloannya bermotif uang. Bila joki dilakukan untuk kebaikan, ikhlas membantu, tentu menjadi perbuatan baik, yang insya Allah diganjar pahala oleh Allah SWT. Para jamaah haji atau umroh sendiri ada yang secara tidak langsung menjadi joki dadakan sebab mereka ikhlas menolong jamaah lain yang memang membutuhkan pertolong. Tidak hanya untuk ritual mencium Hajar Aswad, tapi juga ritual lain.

Saat umroh--seperti juga berhaji--agar mabrur atau setidaknya makbul, saya dipesan oleh Direktur Utama ATRIA TOUR, Pak Zainal Abidin--yang menjadi biro umroh kami. "Pak Gatot harus menata niat dengan baik. Selain ibadah umroh yang harus lilla hi ta'ala, juga niatkan untuk membantu jamaah lain bila nanti menemukan jamaah yang menghadapi masalah, seperti jatuh, tersesat, atau yang lain. Jangan ragu menolong. Insya Allah dimudahkan oleh Allah SWT, dan lancar ibadahnya," kata Pak Zainal, yang sudah tidak terhitung lagi melakukan ibadah umroh, haji, dan tentu saja menolong banyak jamaah haji dan umroh maupun calon tamu Allah lain.

Saya sendiri bersama istri akhirnya diberi diskon oleh ATRIA TOUR dengan menjadi petugas yang mengawal rombongan jamaah umroh. Insya Allah, saya mendapat dua kenikmatan, seperti disampaikan Pak Zainal. Pertama, rezeki berupa diskon. Kedua, selalu mendapat kesempatan menuai pahala dari menolong rombongan jamaah sendiri dan jamaah lain. Hanya saja, sebagai orang awam, seringkali saya lupa akan tugas itu, sehingga sering ngluyur sendiri, untuk ibadah--insya Allah--bukan keluyuran tanpa tujuan. Maklum terbawa kebiasaan keluyuran wartawan. Dan baru ingat saat ditegur jamaah lain sebab dicari tidak ada. Mohon maaf ngge. Tapi secara umum, saya sudah belajar menunaikan tugas sebagai petugas yang mengawal rombongan jamaah umroh.

Lalu apakah saya juga menghadapi perjokian semacaam dialami Ustad Nur Fakih? Tidak. Hanya ditawari, tapi kami sudah diberi tahu oleh ATRIA ulah mereka, sehingga sepakat tidak memakai jasa joki. Namun, saking banyaknya joki ini, jamaah sering bertemu mereka.

Petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) dari Sektor Khusus Masjidil Haram sendiri banyak menemukan joki Hajar Aswad. Mereka meminta uang kepada jamaah calon haji Indonesia agar dibantu bisa mencium Hajar Aswad. Mereka beroperasi di sekitar lokasi itu.

Menurut petugas Linjam Sektor Khusus, Nurhamida Lubis, dia sering menemukan joki Hajar Aswad. Biasanya langsung dimintai keterangan. Pemeriksaan itu untuk memastikan mereka tidak merugikan jamaah. Hanya saja, sebagian di antara mereka beraksi karena diminta oleh jamaah haji sendiri. Nah, iya kan? Hukum pasar supply and demand berlaku juga di sini. Bila tidak ada permintaan, mereka pasti tidak kerasan dan langsung cabut pulang kampung. Tapi karena ada banyak permintaan, ya akhirnya mereka tetap saja di dekat Hajar Aswad.

Nurhamida mengungkapkan, kisaran harga yang dipatok oleh para joki Hajar Aswad bisa mencapai 1.000 riyal atau sekitar Rp 3 juta. Namun, ada pula yang setelah ditawar per orang 300 ribu. Bahkan bisa lebih murah bila berombongan. Menurut Nur, keberadaan joki Hajar Aswad memang tidak terlepas dari keinginan para jamaah haji yang berkeinginan kuat mencium batu yang letaknya di salah satu sudut Kakbah tersebut.

"Kisarannya dari 500 riyal sampai 1.000 riyal. Keberadaan joki juga karena memang jamaahnya itu berniat dari rumah ingin mencium Hajar Aswad," katanya.

Dengan semakin banyaknya jamaah haji dari seluruh dunia yang sudah berada di Makkah dan Masjidil Haram, Nurhamida mengimbau agar jamaah haji Indonesia bisa memikirkan keselamatan dirinya jika ingin menggunakan jasa joki Hajar Aswad.

"Karena semakin padatnya jamaah haji nanti dikhawatirkan bisa jadi menimbulkan pingsan karena kehabisan oksigen, bahkan menimbulkan kematian di kawasan Thawaf itu sendiri," katanya. Hal ini sudah dialami Ustad Nur Fakih dan Pak Guru asal Probolinggo, seperti sudah ditulis dalam berita sebelumnya.


"Profesi" Menggiurkan


Joki atau calo di mana-mana dikenal profesi menggiurkan. Calo SIM, calo jabatan, calo perusahaan, hingga joki Hajar Aswad, semua menggiurkan. Bagi warga Arab Saudi dan warga Indonesia yang bermukim di Arab (mukimin), musim haji merupakan saatnya mengumpulkan uang. Istilahnya kerja tiga bulan untuk hidup setahun. Ada yang menawarkan diri jadi pembimbing dadakan, tidak sedikit pula yang alih profesi jadi joki Hajar Aswad.

Hajar Aswad yang berada di sudut tenggara Kakbah merupakan salah satu yang menjadi incaran jamaah calon haji dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun mencium Hajar Aswad saat musim haji seperti sekarang ini bukanlah perkara mudah. Inilah yang dimanfaatkan para joki, menawarkan jasa agar jamaah dapat mencium Hajar Aswad.

Modal joki Hajar Aswad tentu saja fisik yang kuat. Rata-rata tubuh mereka cukup kekar. Seperti dikutip dari VIVAnews, sering kali ada jamaah menjadi korban sikutan joki Hajar Aswad saat berada di multazam. Seorang lelaki mengenakan baju koko coklat muda dan berpeci khas Indonesia tengah mendorong dengan kuat dua jamaah asal tanah air ke arah Hajar Aswad. Jamaah Indonesia mudah dikenali dari kemeja batik seragamnya.

Tak memikirkan orang lain di sekelilingnya si joki menyikut ke kiri kanan agar jamaah lain tidak menghalangi jamaah yang menjadi kliennya. Pengalaman melihat aksi joki Hajar Aswad juga dialami tim Media Center Haji yang berada di Daerah Kerja Makkah. Tanpa menggunakan baju petugas dan menyamar selayaknya jamaah biasa, mereka melakukan pemantauan.

"Kami ditawari untuk mencium Hajar Aswad," kata Dedeh Susanti, wartawan Elshinta. Dia mengatakan menjelang mendekati Hajar Aswad yang sangat padat, seorang yang menggunakan batik, sarung dan kopiah menanyakan apakah ingin mencium Hajar Aswad.

Saat ditanya harganya, lelaki yang berbahasa Indonesia itu menyebutkan angka sebesar 200 riyal atau sekitar Rp600 ribu.

Saat dikatakan harga tersebut kemahalan, joki itu bersedia menurunkan harga ketika mengetahui rombongan terdiri dari empat orang. "Ayo seorang 100 riyal. Jadi 400 riyal berempat," kata Santi menirukan joki. Sang joki pun langsung mencoba merangkul untuk membatu rombongan mendekati Hajar Aswad.

Namun karena memang tidak berniat Hajar Aswad, keempat wartawati tersebut berlalu untuk terus mengelilingi Kakbah. Menurut Nazli Zakaria dari TVRI, ada empat orang yang berupaya tetap di depan Hajar Aswad menunggu pelanggan. Mereka hanya maju mundur seolah-olah ingin mencium Hajar Aswad.

Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Muhammad Hasan mengingatkan jamaah terhadap joki tersebut agar tidak terjadi pemerasan, dengan menerapkan harga yang tinggi. Maksudnya, bila memang berniat, harus ada kesepakatan sejak awal, yang sulit dibantah sebab mereka suka ngeyel, ngotot, sepertinya sudah sepakaat dengan harga mahal. (gatot susanto)


#hajaraswad #jokihajaraswad #thawaf #umroh #haji #hajiumroh #masjidilharam
×
Berita Terbaru Update