×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Berhaji-Umrah Hanya untuk Allah, Bukan Demi Capres!

Wednesday, February 20, 2019 | 11:41 WIB Last Updated 2019-02-20T04:41:16Z


HAJIMAKBUL.COM - Para calon jamaah haji hari-hari ini sudah menyiapkan segala keperluan untuk menjalankan ibadah haji tahun 2019. Bukan hanya persiapan fisik, seperti olahraga rutin, menyiapkan bekal, termasuk oleh-oleh yang sebagian sudah dibeli dan menumpuk di rumah, tapi juga harus tahu soal tata cara beribadah haji di tanah suci (manasik) dan hal-hal lain. Selain soal ubudiyah, juga soal sosial budaya orang Arab--bahkan orang dari segala penjuru dunia. Perilaku jamaah Indonesia mencerminkan budaya bangsa ini.

Berhaji merupakan ibadah hablumminallah sekaligus hablumminannas. Ibadah yang ditujukan kepada Allah sekaligus berdampak kepada manusia secara keseluruhan. Karena itu banyak peristiwa ghaib dialami para jamaah, sebagai refleksi dari peribadatan itu. Artinya, ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah tapi memiliki dampak yang positif kepada manusia. Bukan efek negatif.

Namun sebaliknya, bila ibadah haji dan umrah bermotif selain Allah SWT, seringkali menyebabkan dampak negatif. Saat ini, seringkali orang bersuudzon, ada haji politik. Ada umrah politik. Maksudnya, umrah atau haji yang tidak ikhlas demi Allah tapi untuk kepentingan politik dirinya atau orang lain. Tapi berbeda halnya bila ada politisi atau pejabat yang maju pilgub/pileg dan lain-lain lalu berumrah untuk berdoa kepada Allah agar diberi kesuksesan dalam cita-cita politiknya--meski berdoa sendiri bisa dilakukan di rumah atau di masjid di kotanya sendiri.

Mengutip dari republika.co.id, Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj juga mengingatkan jamaah haji untuk menjaga adab selama di Tanah Suci. Ia juga meminta pemerintah melalui Penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji juga memantau para jamaah.

“Pembelajaran pada musim haji kemarin jangan lupa juga para jamaah menahan diri jangan sampai umrah atau haji ini dijadikan ajang kampanye,”kata Mustolih, Rabu (20/2/2019).

Mustolih mengatakan, PPIH harus memberikan edukasi dan pemahaman secara komprehensif tentang bagaimana menjaga adab selama di Tanah Suci. Karena, kata dia, Tanah Suci bukan tempat untuk melakukan aktivitas politik. “Karena ini sifatnya ibadah maka harus khusyuk beribadah,” ujarnya.

Mustolih kembali mengingat bahwa perjalan ibadah umrah maupun ibadah haji adalah untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Bukan untuk mendapatkan ridha dari kedua pasangan capres dengan mendukungnya secara membabi buta.

“Harus diingatkan karena misi umrah dan haji itu adalah untuk ibadah dan silturahim. Intinya jangan sampai ada bendera-bendera atau yel-yel yang menjurus kepada praktek politis praktis,” katanya.

Sebelumnya, sempat heboh dengan munculnya video tentang jamaah umrah Indonesia yang melakukan Sa'i (rukun umrah/haji) di Makkah dengan membacakan ikrar Pancasila. Kali ini, kembali muncul video yang memperlihatkan jamaah umrah yang melakukan Sa'i dengan melantunkan lagu Syubbanul Wathon.

Lagu tersebut diciptakan pendiri Gerakan Pemuda Ansor, Kiai Abdul Wahab Hasbullah. Video yang muncul di Youtube tersebut diunggah oleh akun Travelia Alakbar pada 24 Februari 2018.

Menanggapi hal tersebut, Kasubdit Bimbingan Jamaah, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Endang Jumali, mengatakan, pihaknya tengah bertabayun dengan Ansor. Karena menurutnya, yang bersangkutan adalah kelompok GP Ansor Nahdlatul Ulama (NU).

Namun, Endang belum menjelaskan langkah tabayun seperti apa yang dilakukan Kemenag dengan Ansor tersebut. "Kami Kemenag sedang bertabayun dengan yang bersangkutan," kata Endang.

Endang mengatakan, Kemenag akan mengambil langkah seperti imbauan atau penegasan terhadap seluruh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan travel umrah. Kemenag, menurutnya, akan mengimbau mereka agar menjalankan pedoman sesuai manasik yang sudah dijadikan pedoman.

Tidak menutup kemungkinan, menurutnya, Kemenag bisa memberikan penegasan berupa sanksi terhadap pembimbing yang tidak menjalankan pedoman manasik sesuai yang telah diberikan Kemenag. "Soal sanksi, pencabutan izin pastinya," lanjutnya.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan memberangkatkankelompok terbang (kloter) calon jamaah haji tahun 2019 pada bulan Juli. Kuota tahun 2019 sama dengan tahun lalu sebesar 221 ribu jamaah. (gas/rpk)

×
Berita Terbaru Update