Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bisnis Ala Nabi (4): Tantangan Kiai Ma'ruf Milenial Muslim Berbisnis Startup

Wednesday, September 4, 2019 | 22:41 WIB Last Updated 2019-09-04T15:41:09Z


HAJIMAKBUL.COM - Generasi muda muslim harus menguasai perekonomian nasional. Saat Orde Baru, Presiden Soeharto memberi keleluasaan pada etnis Tionghoa untuk bisnis. Bahkan mendapat fasilitas sehingga etnis China menguasai banyak sektor ekonomi tapi lemah di sektor politik dan budaya sebab Orde Baru memang membatasinya. Sebaliknya warga asli alias pribumi malah lemah di sektor bisnis dan sibuk berpolitik.

Sekarang kedua sektor harus dikuasai secara seimbang. Sektor bisnis maupun politis harus sama-sama dikuasai oleh kaum milenial muslim. Salah satunya dengan mengintegrasikan antara keahlian bisnis dan teknologi. Hal itu untuk menjawab tantangan zaman yang sekarang ngetren dengan startup. 

KH Ma’ruf Amin, Wakil Presiden terpilih, misalnya, menginginkan kader Gerakan Pemuda Ansor NU melahirkan startup berkelas unicorn dan mewujudkan gagasan NU Connect. Sebuah platform jejaring yang mampu mengonsolidasikan potensi ekonomi warga Nahdliyin. 

Untuk itu Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengaku siap mewujudkan harapan dan tantangan Kiai Ma'ruf tersebut. Yaqut mengaku, salah satu tantangan ke depan memang dunia digital. Kiai Ma'ruf, lanjutnya, meminta Ansor untuk mengonsolidasi kader agar jadi motor gerakan NU.

Kiai Ma’ruf juga meminta kader Ansor menjembatani berbagai potensi ekonomi Nahdliyin, khususnya yang dirintis kalangan muda NU dalam bentuk startup maupun model ekonomi digital lainnya. "Kita siap mewujudkan tantangan itu. Karena sebetulnya itu juga merupakan salah satu visi Ansor, yakni kemandirian organisasi,” kata Gus Yaqut, sapaan akrabnya, di lokasi Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Ansor VII, di Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, Serang, Banten, Rabu(4/9/2019).

Menurut Gus Yaqut, Ansor sudah beberapa kali merintis sejumlah startup, di antaranya Ansor Apps, Ansoruna, hingga digitalisasi data kader Ansor beserta potensi ekonomi di tingkat ranting dan cabangnya masing-masing.   

“Sebagian ada yang kurang berhasil, namun, kan, biasa jatuh-bangun dalam mengembangkan model usaha. Malah harus selalu kita ujicobakan sesuai pangsa pasarnya. Saat ini, kita tengah merintis marketplace yang mudah diakses seluruh lapisan masyarakat dan mudah diaplikasikan seluruh kader. Saya optimistis bisa mewujudkan harapan Kiai Ma'ruf," ungkapnya.   

Gus Yaqut menjelaskan, pihaknya memiliki banyak kader dengan berbagai potensinya, mulai produsen produk garmen, pertanian, peternakan hingga kuliner.   

" Mereka hanya butuh dikembangkan dan dibukakan aksesnya dari hulu hingga ke hilir, ke pemasarannya. Sementara kita juga punya banyak kader yang bisa jadi pangsa pasar. Jadi tinggal dijembatani,” paparnya. 

Ketua Steering Committee PKN Ansor VII, Ruchman Bashori, mengungkapkan dalam setiap agenda PKN, salah satu persyaratan utama bagi pesertanya adalah mengajukan proyek strategis yang akan dikembangkan pasca-PKN. 

Proyek strategis tersebut, kata dia, harus memiliki dampak positif untuk dirinya, organisasi, dan masyarakat sekitarnya. Dalam PKN kali ini, 45 persen dari peserta mengangkat enterpreneurship di bidang digital dan pengembangan potensi ekonomi daerah dalam proyek strategisnya. 

“Kita akan lihat output-nya dalam menguatkan kelembagaan dan peran Ansor di masyarakat. Beberapa alumni PKN juga sudah merintis startup yang orientasinya turut mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat,” tuturnya.   

Sejumlah peserta, menurut Ruchman, juga mengajukan rancangan proyek strategisnya berupa program dakwah digital yang mengedepankan Islam ramah, toleran, dan menghargai NKRI. “Ini juga penting untuk mengeliminasi dakwah intoleran yang berpotensi memecah belah bangsa,” imbuhnya. 

Sebelumnya, Wapres terpilih KH Ma’ruf Amin, dalam pembukaan PKN Ansor VII, di Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, meminta Gerakan Pemuda Ansor untuk menjadi dinamo yang bisa menggerakkan masyarakat, serta berperan aktif mengembangkan ekonomi keumatan melalui pemanfaatan teknologi 4.0.  

"Sekarang sudah masuk dengan era digitalisasi, dunia daring, dan tumbuhnya startup. Pemuda Ansor harus ambil peran (pengembangan startup), dan nantinya bisa menjadi unicorn, ada detacorn. Kader Ansor juga harus terus bergerak dan menggerakkan. Jangan statis seperti gasing, tapi harus seperti dinamo. Bukan hanya berputar-putar, melainkan harus mampu bergerak maju dan menggerakkan banyak pihak, memberi manfaat kepada banyak pihak," katanya.

Teknologi startup itu hardwere-nya. Tidak kalah pentingnya ada softwerenya. Startup itu fisik, sedang hati nurani bisnis juga harus diasah secara maksimal agar seimbang antara keberhasilan bisnis yang menghasilkan keuntungan materi dengan keuntungan ruhani.

M. Quraish Shihab dalam bukunya Berbisnis dengan Allah menggambarkan bahwa al Quran memberi tempat istimewa bagi umat dalam mencari harta. Hal itu terlihat dari jumlah pengulangan kata mal/harta dalam al quran sebanyak 85 kaliseimbang bahkan lebih banyak dari kata nabi yang sebbanyak 80 kali.

Penamaan harta yang banyak dengan al-khair yang secara harafiah berarti baik (QS Al Baqarah (2) 180) atau perintah mencari fadhl yang secara harafiah berarti kelebihan, bukan sekadar kecukupan (baca antara lain QS Al Jumu'ah (62) 9-10) serta penamaan harta dan anak-anak sebagai Zinat al-hayat ad-dunya yang artinya hiasan kehidupan dunia (QS Al Kahfi (18): 46).

Harta juga digambarkan sebagai pokok kehidupan manusia atau qiyaman lin-nas dan perintah mengembangkan harta anak yatim sehingga dapat membiayai hidup mereka dari keuntungan pengembangan bukan dari modal pokok (QS An-Nisa (4); 5). Lalu perintah untuk menulis utang piutang--walau sedikit-- agar harta tidak hilang dan silang pendapat (QS Al Baqarah (2): 282). Pemberian naluri mencintai harta benda (QS Ali Imran (3): 4).

Artinya jelas, Islam tidak menafikan mencari harta, berbisnis, mengumpulkan keuntungan. Islam bahkan memerintahkan melakukan inovasi bisnis agar mendapat untuk besar guna membiayai kehidupannya, termasuk menghidupi anak yatim dan fakir miskin. Seimbang dalam bisnis adalah kerja keras dan cerdas serta peduli kepada kaum dhuafa dan anak yatim. Dan pengusaan bisnis startup merupakan salah satu inovasi tersebut. (gatot susanto) 
    
     
×
Berita Terbaru Update