Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kloter 1 Embarkasi Surabaya Terbang: Jangan Selfie Dekat Unta Ya!

Wednesday, July 3, 2019 | 11:36 WIB Last Updated 2019-07-04T00:23:57Z


HAJIMAKBUL.COM - Musim haji tiba. Calon jamaah haji 1440 Hijriah/2019 Masehi kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Surabaya segera berangkat ke Tanah Suci pada Sabtu dini hari 6 Juli 2019 lusa. Para calon jamaah haji diminta menyiapkan diri baik fisik maupun mental agar bisa melakukan ritual haji dengan baik, benar, dan lancar.

Kepala Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, Markus, mengatakan, calon jamaah haji Embarkasi Surabaya kloter 1 berasal dari Magetan, Jawa Timur, berjumlah 445 orang.  Mereka akan memasuki Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada pukul 07.00 WIB, Jumat pagi, 5 Juli. "Selanjutnya mereka berangkat ke Tanah Suci pada Sabtu dini hari, 6 Juli, pukul 3.15 WIB," ujarnya.

Sama dengan kloter 1, calon jamaah haji kloter 2 Embarkasi Surabaya juga memasuki Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 5 Juli, pukul 08.00 WIB. Namun mereka berangkat ke Tanah Suci pada 6 Juli pukul 13.50 WIB siang hari.

"Calon jamaah haji kloter 2 ini gabungan, terdiri atas 315 orang berasal dari Ngawi, 62 orang dari Ponorogo, dan 68 orang asal Surabaya," jelasnya.

Markus mengatakan, calon jamaah haji Embarkasi Surabaya berjumlah 38.150 orang. Mereka berasal dari Provinsi Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Jamaah paling banyak dari Jawa Timur 35.076 orang. Lalu,  dari Bali 1.054 orang dan Nusa Tenggara Timur 965 orang.

Mereka terbagi dalam 85 kloter dengan dua gelombang keberangkatan. Kloter 1 sampai 40 merupakan keberangkatan gelombang pertama, yang masuk Asrama Haji Sukolilo Surabaya mulai tanggal 5 hingga 18 Juli. Selebihnya kloter 41 sampai terakhir 85 merupakan keberangkatan gelombang dua, yang masuk Asrama Haji Sukolilo Surabaya mulai 19 Juli - 5 Agustus.

Markus memastikan Panitia Penyelenggara Ibada Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya telah siap melayani keberangkatan seluruh jamaah calon haji ke Tanah Suci. Termasuk kelengkapan dokumen keimigrasian. 

Markus menjamin dokumen itu sudah rampung minimal seminggu menjelang jadwal keberangkatan jamaah calon haji yang bersangkutan. "Keberangkatan kloter 1 hingga 85 Embarkasi Surabaya ke Tanah Suci itu sesuai dengan jadwal General Authorithy of Civil Aviation (GACA)," katanya.

Risti Jaga Kesehatan 

Sementara itu, kuota jamaah hajiIndonesia mengalami penambahan sebanyak 10 ribu jamaah dengan total 231.000 jamaah. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah jamaah haji terbanyak di dunia.

Karena itu Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Eka Jusup Singka, mengimbau agar jamaah haji menjaga kesehatan agar selalu fit setiap hari. Apalagi rata-rata jamaah haji di Indonesia berusia lanjut atau lansia yang membuat mereka mengalami beberapa masalah kesehatan dengan risiko tinggi.

"Sebanyak 60 persen calon jamaah haji punya risiko tinggi. Risiko ini ada dua, berangkat dengan risiko mendapat penyakit baru atau risiko sakitnya makin parah," katanya. 

Kebanyakan dari calon jamaah haji mengidap PTM (penyakit tidak menular) seperti jantung, infeksi saluran pernapasan paru dan penyakit degeneratif termasuk diabetes melitus. 

Sekretaris Jenderal Kemenkes, Oscar Primadi menuturkan, terdapat tes kesehatan sebanyak 3 kali bagi calon jamaah haji. Adapun waktunya yakni saat mendapat nomor keberangkatan, 3 bulan sebelum berangkat, dan ketika di embarkasi pemberangkatan.

"Pemeriksaan akhir akan menentukan layak atau tidaknya jamaah berangkat ibadah haji. Bukan berarti tenaga kesehatan yang menentukan pergi atau tidaknya beribadah haji, namun ini berkaitan dengan istitaah atau kemampuan jamaah dalam menjalankan ibadah haji," pungkas Oscar.

79 Ton Obat

Infeksi saluran pernapasan dan batuk berat menjadi masalah kesehatan yang kerap dialami para jamaah haji yang tengah menunaikan ibadah di tanah suci. Tahun ini pemerintah menyiapkan sekitar 79 ton obat-obatan yang sebagian besarnya terdiri dari cairan infus. 

Di cuaca yang panas jamaah berisiko mengalami dehidrasi berbahaya. Oleh karena itu infus dibutuhkan sebagai cara memenuhi kebutuhan cairan jamaah dalam kondisi darurat.

"Sebanyak 79 ton obat memang terlihat berat karena banyak cairan. Pola penyakit di sana kan banyak yang dehidrasi jadi banyak infus," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Dr dr Jusup Singka, MSc, seperti dikutip dari detikHealth, Selasa (2/7/2019). 

Kemenkes semakin memantapkan layanan kesehatan dari berbagai aspek mulai dari infrastruktur hingga layanan jamaah. Dari aspek infrastruktur disediakan dua Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KHHI) di Makkah dan Madinah. Sementara dari aspek pelayanan jamaah dimantapkan ambulans, laboratorium dan obat-obatan. 

"Semua mengikuti, tenaga bertambah, obat, vaksin dan makanan tambahan bagi jamaah yang sakit juga kami siapkan," ungkapnya

Sampai saat ini, seluruh jamaah telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi meningitis. Meski demikian jamaah tetap diimbau untuk tetap menjaga kesehatan. 

Pada kesempatan lain, Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi untuk melakukan antisipasi penularan MERS-CoV. Karena itu dia mengimbau agar jamaah haji menjauhi unta. Misalnya untuk foto selfie dengan unta.
"Tapi kalau daging untanya sih nggak masalah kan sudah dimasak," katanya.

"Kami sudah berbicara dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi dan mereka mengerti hal itu. Jadi selama nanti pelaksanaan haji mereka akan memperhatikannya. Nah dari kita saya mengimbau jangan dekat-dekat unta, nggak usah foto-foto sama unta," katanya. (ara/dth)


×
Berita Terbaru Update