×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tips dan Trik Berhaji Umroh agar Tak Tersesat II

Friday, March 24, 2017 | 09:33 WIB Last Updated 2017-03-24T06:17:47Z



SEPERTI sudah dijelaskan di tulisan pertama dengan judul sama, berhaji atau umroh yang menguras energi kadang membuat jamaah lelah dan stres. Karena itu butuh kiat agar tidak mengalami stres atau bila sedang limbung selama berhaji di antara jutaan manusia itu tidak sampai kesasar.



Kata kuncinya persiapan yang matang. Siap lahir dan batin. Karena itu saat ada niat berhaji atau umroh tak jarang calon jamaah sudah cari info sana sini untuk mendapat gambaran bagaimana kondisi di Tanah Suci nantinya. Tentu semua itu penting. Namun, banyak pula yang memberi saran bahwa doa-doa minta pertolongan kepada Allah lebih penting lagi. Mengapa?

Sebab suasana berhaji seperti lautan manusia. Tidak ada yang bisa memperkirakan apa yang terjadi dalam situasi seperti itu, kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Situasi ini ditambah kecamuk dalam diri jamaah sendiri, antara nafsu ibadah yang kadang berlebihan dan juga nafsu belanja oleh-oleh yang sering kali juga berlebihan. Dua hal itu kadang menguras tenaga.


Tips dan trik berikut semoga bisa membantu mengatasinya.

1. Selama di Tanah Air bila sudah tahu jadwal berangkat ke Tanah Suci, perlu latihan fisik alias
    berolah raga. Bagi yang hobi olahraga mungkin tidak masalah meski di tanah Al Haram banyak
    kisah orang yang gagah kuat malah ambruk sakit sementara pak tua sehat sehat saja. Yang terakhir
    ini bisa saja terjadi di luar faktor fisik, tapi faktor yang bersifat ghaib. Wallahu a'lam. Tapi yang
    jelas dengan rajin olahraga tubuh sehat kuat dan terlatih melakukan aktivitas fisik.

    Fisik prima penting sebab kadang lokasi hotel dan masjid jauh. Belum lagi harus melakukan ritual
    haji umroh selama beberapa jam yang kadang lelah dan memicu sakit.

2. Latihan ruhani. Meningkatkan ibadah, salat lima waktu tepat waktu dan berjamaah di masjid. Dan
    ditingkatkan pula dengan menambah salat sunnah rawatib plus qiyamul lail seperti salat tahajud
    dll.

3. Memperbanyak  berdzikir, merasakan rindu Allah SWT, rindu Baitullah, rindu Nabi Muhammad,
    Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Ibunda Siti Hajjar. Berdzikir pada Allah dan kirim salam dan Al
    Fatihah sebagai bentuk kerinduan kepada para Nabi tersebut.

4. Mengunjungi ulama untuk silaturahim dan menambah ilmu agama, khususnya ilmu haji dan
    umroh.Bisa pula minta didoakan.

5. Membaca Al Quran dan buku agama lain.

6. Memperbanyak amal kepada anak yatim dan fakir miskin. Lalu ringan tangan membantu orang
    yang membutuhkan pertolongan.

7. Lebih sering mengunjungi orang tua dan sanak saudara, baik untuk minta doa atau memberi
     bantuan untuk mereka bila memang butuh bantuan.

8. Persiapan fisik seperti cek kesehatan dan membawa obat-obatan sesuai kebutuhan selama di Tanah
    Suci. Obat flu, tolak angin, obat diare, dan obat sesuai penyakit masing masing jamaah. Misalnya
    bagi yang diabet bisa membawa obat spt gliben dll.

9. Selain pakaian sehari hari sesuai kebutuhan, perlu pakaian yang sesuai iklim di Tanah Suci,
    pakaian tebal seperti jaket dan syal, penting untuk musim dingin.

10. Perbanyak minum air zamzam selama di Tanah Suci. Air zamzam melimpah. Sebagian orang
      yang mengandalkan air zamzam, malah tidak memperbanyak makan seperti makan nasi.

11. Bila kita terlalu banyak makan makanan berat seperti nasi ada sebagian yang khawatir bila sering
      buang air besar. Tapi karena kita butuh banyak energi, soal makan jadi sangat penting, hanya
      perlu disesuaikan menunya saja, misal lebih banyak buah dan susu. Tapi bagi yang tak cocok,
      harus dihindari agar tidak sakit perut yang malah bikin repot saat kita melakukan ibadah.

12. Ada juga yang sangat penting diperhatikan, yakni setiap jamaah bila keluar hotel harus membawa
       ID Card alias kartu tanda pengenal yang diberikan travel haji atau umroh. ID Card ini sebagai
       pengganti paspor mengingat paspor diserahkan ke hotel. Dalam ID Card tertera nama jamaah,
       nama travel, nomor kontak muthowif, dan nama hotel, serta nomor telepon hotel yang bisa
      dihubungi. Bila ada jamaah yang tersesat biasanya yang menolong, baik petugas atau jamaah lain       pasti melihat ID Card yang selanjutnya menghubungi contac person yang tertera di ID Card atau
      mengantar langsung ke hotel.

13. Jangan bernafsu belanja. Jangan terpedaya rayuan penjual oleh-oleh haji, baik di Madinah,
      Makkah, atau di lokasi-lokasi kunjungan wisata seperti di Masjid Quba, Jabal Nur, atau Jabal
      Rahmah. Pada masing-masing lokasi ada PKL yang berjualan kurma dan makanan khas Arab
      lain, pakaian, dan pernak pernik haji.

14. Hati-hati kadang kita sudah membayar, tiba-tiba ada razia PKL sehingga para PKL berlarian
      menghindari kejaran petugas sementara kita sudah membayar dan barang belum diberikan. Sama
      dengan Surabaya dan kota-kota lain, kadang ada razia PKL seperti dialami penulis saat usai salat
      di Masjid Quba dan belenja di PKL.

15. Penjual memberi harga mahal sehingga harus pandai menawar. Bila perlu memakai jasa pihak
      yang bisa bahasa Arab, khususnya muthowif. Biasanya muthowif jarang yang mau mengikuti
      jamaah belanja sebab istilah free, waktu bebas bagi jamaah. Tapi muthowif mau mendampingi
      bila diminta jamaah, yang tentu saja dengan memberi tips secukupnya, seikhlasnya.


Tips dan Trik ini hanya sedikit pengalaman pribadi dari penulis. Bagi pembaca bisa menambahkan untuk beramal ilmu dan pengalaman. Semoga bermanfaat. Amin.
×
Berita Terbaru Update